KALIANDA – Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) kembali catatkan rekor kasus harian Covid-19 pada Kamis 8 Juli 2021 dengan 63 kasus positif dan 1 diantaranya meninggal dunia. Dari 64 kasus ini tercatat didominasi dari Kecamatan Ketapang dengan 33 kasus kemudian disusul Kecamatan Bakauheni 16 kasus dan Kecamatan Sidomulyo 15 kasus.
Sebelumnya, rekor kasus harian tercatat pada Sabtu 3 Juli 2021 dengan 46 kasus dengan 3 diantaranya meninggal dunia. Kemudian kembali naik pada Rabu 7 Juli dengan 52 kasus dengan 2 kasus diantara meninggal dunia.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, Eka Rianawati mengatakan dari pemetaan sebaran Covid, semua desa yang masuk dalam zona merah saat ini sedang menerapkan PPKM (Pembatasan Kegiatan Masyarakat) secara Mikro.
Hal ini sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) No.17 Tahun 2021 tentang PPKM Berbasis Mikro dan Pembentukan Posko Penanganan Covid-19 di Tingkat Desa dan Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19.
“Penerapan pemberlakuan PPKM berskala mikro di desa-desa dengan status zona merah ini, diharapkan juga dioptimalkan untuk menekan angka kasus Covid-19 di Kabupaten Lampung Selatan yang tercatat belakangan ini terus meningkat,” kata Eka.
Menurut Eka, PPKM ini bentuknya membatasi kegiatan sosial masyarakat, seperti pelarangan berkumpul lebih dari 3 orang, penutupan fasilitas umum yang bersifat nonesensial dan pembatasan mobilitas keluar-masuk warga sampai dengan pukul 20.00.
Sementara, Direktur Rumah Sakit Bob Bazaar (RSBB), dr Mediana Aprilia S.KM menyatakan stok oksigen di fasilitas pelayanan kesehatan yang dipimpinnya masih dalam kondisi aman. Bahkan kata dia, RSBB telah mendapatkan tambahan kuota 50 tabung oksigen dari PT Aneka yang sebelumnya RSBB hanya di disuplai oleh PT Bumi Waras sebanyak 130 tabung.
“Alhamdulillah ya, mulai hari ini kita dapat tambahan kuota 50 tabung oksigen dari PT Aneka sedangkan dari BW sebanyak 130 tabung, hingga totalnya kita dapat suplay sebanyak 180 tabung. Harapanya penerimaan oksigen ini dapat stabil dan lancar atau lebih bagus lagi bisa bertambah,” tutur dr Nana, Kamis.
Sementara, sejumlah masyarakat di Kabupaten Lampung Selatan mempertanyakan tugas dan fungsi Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten.
Dimana ditengah kondisi yang makin memburuk seperti saat ini, belum ada sama sekali bantuan kepada masyarakat yang terdampak, baik itu bantuan sembako maupun bantuan alat pelindung diri (APD). Padahal, semakin hari kondisinya semakin memprihatinkan sebarannya.
Tio (39) warga Kecamatan Sidomulyo meminta agar Satgas Covid Kabupaten untuk dapat bergerak cepat memberikan bantuan sembako dan APD seperti masker, hand sanitizer, desinfektan ataupun sabun cuci tangan. Hal ini menurut dia melihat situasi penyebaran Covid yang semakin hari semakin massif.
“Saya rasa satgas Covid ini lamban. Padahal kalau melihat kondisi saat ini, masyarakat sangat membutuhkan bantuan sembako dan APD. Kami memang dibantu dari pemerintahan desa, tapi bantuan desa itu terbatas. Saat ini lah peran satgas dibutuhkan untuk mem-backup. Saya harap mental pihak terkait ini jangan seperti Pedati, dipecut baru jalan. Mungkin nunggu zona hitam, baru masyarakat diperhatikan,” katanya ketus.
(row)