KALIANDA – Masalah kelebihan bayar oleh penguna jasa penyeberangan Pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ) Muarapiluk kepada pihak PT ASDP Bakauheni pada saat puncak arus pulang Lebaran Idul Fitri 2022 pada awal Mei lalu, disinyalir PT ASDP Bakauheni berpotensi raup keuntungan ‘uang haram’ tersebut dapat mencapai hingga ratusan juta rupiah setiap kapal yang berangkat dari Pelabuhan BBJ Muarapiluk – BBJ Margagiri.
Hal ini dapat kita asumsikan, jika dengan kapasitas muatan dalam sehari dapat mengangkut 800 unit kendaraan roda empat dan juga terdapat 4 unit kapal yang siap beroperasi, maka jika dirata-rata kelebihan bayar oleh pengguna jasa Pelabuhan BBJ itu sebesar Rp100 ribu x 800 kapasitas kendaraan roda 4 maka paling tidak PT ASDP meraup keuntungan Rp80 juta dari kelebihan bayar tersebut yang notabene adalah uang milik rakyat.
“Tapi itu kan masih asumsi. Artinya memang ada potensi kerugian masyarakat akibat sikap arogansi dari pihak PT ASDP Cabang Bakauheni. Meski kendaraan barang dialihkan ke Pelabuhan BBJ, namun ASDP tetap kekeuh untuk menjual tiketnya,” ujar pemerhati sosial Arjuna Wiwaha, Selasa 17 Mei 2022.
Arjuna mengaku sedikit agak bingung dengan ‘ngototnya’ pihak PT ASDP Bakauheni yang tetap kekeuh menjual tiket penyeberangan di Pelabuhan BBJ. Kalau hanya faktor keuntungan selisih harga, Arjuna sepertinya setengah tidak percaya jika perusahaan BUMN sekelas PT ASDP doyan ‘duit kecil’
“Tapi jangan juga karena bagi ASDP itu duit kecil lalu mengabaikan hak pengguna jasa penyeberangan. Namun yang perlu disikapi adalah akuntabilitas perusahaan besutan Erick Tohir itu di mata publik. Bahkan, masalah ini berpotensi menjadi masalah hukum,” imbuh dia.
Arjuna berharap, PT ASDP Bakauheni mendapatkan jalan terbaik demi nama baik perusahaan maupun demi hak masyarakat yang dirampas. Dimana, pengguna jasa Pelabuhan BBJ terpaksa membayar lebih dengan harga tiket Pelabuhan Bakauheni.
“Jangan sampai lah, Menteri BUMN pak Erick Tohir yang digadang-gadangkan sebagai salah satu calon presiden terkuat harus terjungkal reputasinya gegara pengelolaan BUMN yang ada di ujung pulau Sumatera ini. Kalo tidak, bisa-bisa nanti masyarakat menilai bagaimana Erik Tohir mau jadi Presiden, wong ngurus ASDP aja tidak becus!” tukasnya.
Sementara, General Manager PT ASDP Cabang Utama Pelabuhan Bakauheni, Suharto saat dimintai tanggapannya melalui aplikasi percakapan WhatsApp belum merespon. Meski sejumlah pesan dengan tanda terkirim, namun belum ditanggapi.
Sebelumnya dimana diketahui, sebagai salah satu upaya mengurangi penumpukan kendaraan di Pelabuhan Bakauheni pada saat puncak arus pulang, Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi menyiapkan 2 pelabuhan alternatif. Untuk diketahui, selain Pelabuhan Panjang, dengan kapasitas muatan dalam sehari dapat mengangkut 800 unit kendaraan roda empat dan juga terdapat 4 unit kapal yang siap beroperasi, Pelabuhan Bandar Bakau Jaya dipersiapkan untuk antisipasi penyeberangan kendaraan barang.
Namun saat dalam pengalihan kendaraan angkutan barang ke Pelabuhan BBJ pada awal Mei lalu, PT ASDP melalui aplikasi penjualan tiket Frizzy masih mengakomodir penjualan tiket untuk penyeberangan di Pelabuhan BBJ itu.
Masalah kemudian tiba saat terungkap ada selisih harga tiket untuk kedua pelabuhan. Dengan penjelasan secara umum, Pelabuhan BBJ lebih murah dengan harga selisih paling besar Rp161 ribu dibandingkan Pelabuhan Bakauheni.
Berikut rincian masing-masing harga tiket untuk tiap golongan kendaraan :
Pelabuhan BBJ Golongan IVB Rp375.000,-
Pelabuhan ASDP Bakauheni Golongan IVB Rp388.000,-
Pelabuhan BBJ Golongan VB Rp675.000, –
Pelabuhan ASDP Bakauheni Golongan VB Rp724.000,-
Pelabuhan BBJ Golongan VIB Rp1.025.000,-
Pelabuhan ASDP Bakauheni Golongan VIB Rp1.113.000,-
Pelabuhan BBJ Golongan VII Rp1.515.000,-
Pelabuhan ASDP Bakauheni Golongan VII Rp1.615.000,-
Pelabuhan BBJ Golongan VIII Rp3.250.000,-
Pelabuhan ASDP Bakauheni Golongan VIII Rp3.361.000,-
(row)