TUBABA-Menteri Pertanian Republik Indonesia Dr.H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH , bersama jajaran melakukan Kunjungan Kerja di kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) dalam rangka Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Minggu (22/05/2022).
Rombongan di terima langsung Staf Ahli Bupati bidang Kemasyarakatan dan SDM Sujatmiko di Tiyuh Mulya Jaya, Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tubaba.
Pada kesempatan itu, dilaksanakan juga penyemprotan desinfektan oleh menteri dan para Dirjen Kementrian Pertanian sekaligus memberikan penyerahan bantuan obat-obatan dari Kementrian Pertanian bersama ASOHI dan bantuan perawatan Handspriyer 100 unit dari Direktur Jenderal Prasarana & Sarana Pertanian dan Polis Asuransi AUTSK Kabupaten Tulangbawang Barat sebanyak 2000 ekor yang diberikan kepada Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Kabupaten Tubaba, Perwakilan Gatot Pandari Maju Bersama, Bantuan tersebut di serahkan langsung oleh Menteri Pertanian yang didampingi Sekjen, Dirjen PKH, dan Dirjen PSP.
Dia menjelaskan bahwa, wabah PMK ini menjadi ancaman serius yang dapat juga menyebabkan kematian pada hewan, yang tentunya itu dapat mengancam perekonomian peternak, hewan yang terkena wabah PMK memang tetap dapat dikonsumsi oleh masyarakat, akan tetapi ada beberapa bagian hewan yang tidak boleh dimakan seperti jeroan dan bagian kepala hewan tersebut,” pungkasnya.
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Lampung, Bupati Tulang Bawang Barat, yang cepat tanggap dalam merespon serta mengendalikan wabah PMK ini.
Syahrul juga menambahkan bahwa tingkat kesembuhan hewan ternak yang terkena PMK lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kematiannya. Begitu juga dengan tingkat penjualan bagi hewan ternak yang terpantau masih sangat tinggi.
“Nanti bisa kita pantau proses-proses ini dapat berjalan, dengan bantuan obat-obatan antara lain yaitu vitamin, antibiotik dan obat herbal atau kearifan lokal yang dipakai di masing-masing daerah ternyata tingkat kesembuhan sangat cepat dari masa inkubasi selama 14 hari,”ujarnya.
“PMK memang ada tapi proses penyembuhannya sangat maksimal artinya tingkat kematian sangat sedikit dan proses penjualan Hewan ternak masih terbilang luar biasa,”tambahnya.
“Wabah ini bahayakah bagi manusia?, ia menegaskan bahwa penyakit ini benar adanya pada hewan dan dapat disembuhkan, tidak menular serta membahayakan bagi manusia,” Ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Tubaba, Drs.Nazaruddin, menyampaikan ada 55 ekor hewan ternak yang terdampak wabah PMK di Tubaba, sebanyak 6 hewan ternak telah sembuh dari wabah tersebut, satu ekor Sapi mati. Dia berharap kepada masyarakat dapat menjaga makanan dan kandang hewan ternaknya.
Kegiatan tersebut juga di hadiri Asisten Provinsi Lampung, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Lampung, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Tubaba, Kepala Dinas Peternakan Tubaba, Camat serta Kepala Tiyuh beserta jajarannya. (ADV)