Apa Kabar PSN Pengaman Pantai Kalianda (Bagian I)

KALIANDA –  Pembangunan Pengaman Pantai Pesisir Lampung Selatan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berada di Lampung Selatan. Pasca Tsunami lokal akibat runtuhan material Gunung Anak Krakatau (GAK) ke laut pada akhir 2018 silam tercetus lah ide tersebut.

Masalah tsunami itu sendiri terdapat sejumlah spekulasi, seperti batalnya mitigasi akibat isu pencurian pasir, ada juga berspekulasi berbau klenik akibat ramainya peringatan hari ibu, sehingga Anak Krakatau bersikap. Entahlah.

Meski sudah digaungkan 2019, namun baru terealisasi pada tahun 2021. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia telah melaksanakan pembangunan inprastuktur pengaman pantai di kawasan pesisir Desa Sukaraja Kecamatan Rajabasa dan Desa Maja Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan.

Pengaman pantai sepanjang 3,47 kilometer tersebut, dibangun oleh kementerian PUPR RI dengan rincian, untuk diwilayah Dusun Ujau Desa Sukaraja sampai ke kawasan Lapangan Merpati sepanjang 2,14 kilometer dengan nilai kontrak sebesar Rp.70.450.546.100.

Selanjutnya, untuk diwilayah Desa Maja, Kecamatan Kalianda sepanjang 1,33 kilometer, dengan nilai kontrak sebesar Rp.40.261.703.300.

Selanjutnya pada tahun 2022 ini,  Kementerian PUPR dengan pagu anggaran Rp230 miliar, kembali dilaksanakan pembangunan konstruksi baru sepanjang empat kilometer dan setengah kilometer peningkatan bangunan yang ada.

Pembangunan tersebut dengan rincian, Pantai Muli dengan panjang 2,010 KM dengan nilai pagu anggaran Rp94,30 miliar dan sebagai pelaksana PT Mina Fajar Abadi (NAD)

Kemudian Pantai Rajabasa dengan panjang 1,570 KM dengan nilai pagu anggaran sebesar Rp81,6 M dan sebagai pelaksana PT SAC Nusantara (DKI Jakarta)

Kemudian, CV Putra Bersaudara dalam kegiatan Peningkatan Pengaman Pantai Kalianda (Pantai Muli) panjang 0.580 KM dengan nilai pagu Rp14M.

Terakhir, Pantai Boom dengan panjang 0,662 KM  dan nilai pagu anggaran sebesar Rp35 miliar yang menjadi sebagai pelaksana adalah PT Surya Citra Wira Adi Kencana (Bandar Lampung).

Terakhir sebagai pamungkas kegiatan, direncanakan tahun depan kurang lebih lima kilometer konstruksi baru ataupun ‘existing’ terbangun dengan anggaran tersedia Rp162 miliar. Salah satu spesifikasi kegiatan adalah peningkatan pembangunan. Karena di lapangan masih ditemukan ada bangunan lama yang masih terlalu rendah.

Bahkan sebelumnya, Bupati Lampung Selatan Hi Nanang Ermanto pada Minggu 24 Juli lalu bahkan turun langsung ke lapangan akibat ramainya sejumlah keluhan warga.

Dalam kesempatan inspeksi itu, Bupati Nanang menyatakan sangat mendukung program proyek strategis nasional ini. Namun demikian, Nanang meminta pelaksana Pembangunan Pengaman Pantai Kalianda untuk lebih memperhatikan keamanan, kenyamanan, kesehatan dan keselamatan warga setempat.

“Kami dukung penuh, apalagi program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat saya dari potensi ancaman bencana alam. Tapi saya mohon juga, agar keluhan warga dapat ditanggapi dengan positif. Saya yakin masyarakat tentunya sangat mendukung juga program ini,” ujar Nanang di sela-sela inspeksi di sejumlah titik PSN tersebut, Minggu 24 Juli 2022.

Di dalam kesempatan itu, Bupati Nanang sempat dimin oleh sejumlah nelayan dari Desa Waymuli Timur  terkait permintaan pembuatan kolam pelabuhan atau tambatan perahu di area Tempat Pelelangan Ikan (TPI) setempat, Bupati Lampung Selatan H. Nanang Ermanto tinjau langsung ke lokasi.

Pasalnya, masyarakat nelayan Desa Way Muli Timur terkesan geram kepada salah satu perusahaan proyek pembangunan breakwater (pemecah ombak) yang tidak mengindahkan tuntutan mereka menyangkut pembuatan tambatan perahu yang sudah pernah disampaikan sebelum aktivitas proyek dilakukan hingga kini berjalan.

Para nelayan mengeluhkan pembangunan breakwater membuat aktivitas TPI terasa terganggu karena mengakibatkan perahu nelayan tidak bisa melakukan bongkar muat kapal dan berlabuh didekat TPI akibat ombak yang besar.

“Kita para nelayan ingin dibuatin kantong perahu aja pak yang penting ada penahan gelombang, biar ada tempat tambat perahu nelayan, kalau seperti ini ombaknya besar perahu bisa rusak bisa sampe tengelam pak,” keluh Habudin salah satu nelayan Desa Way Muli Timur.

Minyikapi hal tersebut Bupati Nanang mengatakan akan menindaklanjuti aspirasi para nelayan sesuai dengan langkah dan prosedur yang ada.

“Hari ini kami menampung aspirasi nelayan, bahwa disini ada TPI mohon ada laporan atau proposal semacamnya karena ini wewenang pusat, untuk bisa kami sampaikan ke instansi yang menangani mungkin ke Kementerian Perikanan Kelautan atau PU pusat,” terang Nanang.

Lebih lanjut, Nanang mengatakan akan mengupayakan secepatnya untuk membantu nelayan sehingga aktivitas TPI dapat kembali normal seperti semula dengan adanya kolam pelabuhan.

“Kita upayakan secepatnya mungkin ke PU pusat atau Balai pusat untuk dapat dibuatkan tambatan perahu, sehingga kapal-kapal nelayan ini tidak terganggu dan tidak dihantam ombak, nah ini kan perlu kita pikirkan juga,” tambahnya.

Nanang berpesan, kepada para nelayan agar tidak mengganggu aktivitas pekerja atau jalannya pembangunan nasional yang merupakan program pemerintah pusat tersebut demi kepentingan bersama.

“Terkahir pesan saya, kita jangan menggangu aktivitas pembangunan nasional ini, apalagi ini untuk pembangunan anak cucu kita nanti,” pesan Nanang.

Alhasil, masuki pertengahan Agustus ini, Tahun 2022 tinggal hitungan 4 lembar kalender bulanan saja. Lalu, bagaimanakah progres dari masing-masing kegiatan. Nantikan laporan & review masing-masing di 4 lokasi kegiatan pembangunan untuk edisi selanjutnya.

(ricky oktoro wiwoho)