Daerah  

Baru Dibronjong, Tanggul Bendung Way Gatel Kembali Jebol

Tanggul Bendung Way Gatel yang kembali jebol setelah sebelumnya sempat di bronjong akibat jebol

GADINGREJO – Tanggul Bendung Way Gatel di Pekon Panjerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu, Senin (06/05) siang kembali jebol.

Jebolnya tanggul ini berdampak pada sulitnya petani di wilayah Pekon Wates, Bulukarto dan Bulurejo mendapatkan pasokan air sebagi sumber irigasi sawah.

“Senin siang mas, tanggul nya jebol lagi karena tidak kuat menahan debit air”, ungkap Warsito, Koordinator Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Bendung Way Gatel dikonfirmasi wartawan Lampungraya.id melalui sambungan ponselnya, Selasa (07/05).

Menurut Warsito, tanggul yang jebol itu belum lama diperbaiki dan dibronjong oleh pihak rekanan.

“Pagi kita coba alihkan aliran air masuk ke pintu air yang masuk ke jaringan sekunder rest area. Tapi, diluar dugaan, bronjong tidak kuat menahan debit air yang ada”, terang Warsito.

Kusnadi, Ketua P3A Tirto Kencono Pekon Bulurejo mengatakan, hektaran lahan sawah di seputaran Rest Area Pringsewu, selama ini mengandalkan pasokan air dari aliran Way Gatel.

“Sesegera mungkin dikondisikan sehubungan dengan percepatan tanam di musim tanam II (gadu) ini, apalagi di musim gadu curah hujan semakin sedikit.
Jangan sampai rest area yang notabenen wajah kabupaten pringsewu, justru mengalami kesulitan air”, tegas Kusnadi.

Dengan kondisi Bendung Way Gatel yang normal saja sebut Kusnadi, petani di gadingrejo masih sering cemas dan khawatir dengan keberlangsungan debit air yang ada.

“Sebab, kebiasaan di musim gadu saat tanaman padi berumur 30-40 hari setelah tanam, debit air sudah turun. Petani akhirnya harus mengandalkan sumur pantek yang mereka buat secara swadaya”, papar Kusnadi.

Menurut Kusnadi yang juga sekertaris KTNA (kontak tani dan nelayan andalan) Kabupaten Pringsewu, dengan kondisi Bendung Way Gatel yang bisa kembali normal, petani yang memiliki lahan sawah di Rest Area Pringsewu masih bisa tertolong.

“Harapannya, debit air di bendung way gatel bisa maksimal hingga panen gadu nanti”, pinta Kusnadi.

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pertanian Kecamatan Gadingrejo Yuni Hartono saat dikonfirmasi berkaitan dengan jadwal tanam di musim tanam II (Gadu) menjelaskan, saat ini beberapa petani di wilayah kecamatan gadingrejo sebagian sudah olah lahan dan sebar bibit.

“Memang baru sekitar 30 persen yang sudah olah lahan dan sebar bibit. Sebab, mereka juga masih menunggu pasokan air”, sebut Yuni Hartono.

Menurut Yuni, adapun lahan pesawahan yang selama ini mengandalkan pasokan irigasi dari Bendung Way Gatel diantaranya Panjerejo, Bulukarto, Bulurejo, Wates, dan Wates Timur.

“Utamanya, lahan pesawahan di seputaran rest area dan jalur dua tugu gajah menuju kantor pemda. Kebetulan, sudah sekitar satu minggu ini, petani yang lahannya di rest area dan tugu gajah, mereka sudah olah lahan dan sebar bibit”‘ terang Yuni.

Bilamana tanam kedua mundur hingga juni misalnya lanjut Yuni, dikhawatirkan saat tanaman padi primordia (bulir padi mulai berisi), kondisi air sudah mulai kurang dan kritis.

“Sebab, disaat tanaman padi primordia ini, sangat membutuhkan air dan ini merupakan masa kritis kedua”, ucap Yuni.

Menurut Yuni, masa kritis pertama tanaman padi yakni di minggu pertama saat benih padi sudah mulai ditanam.

Kemudian, masa kritis kedua, saat dimana tanaman padi mulai primordia hingga mengeluarkan bulir.

“Masa kritis ketiga yakni saat pengisian bulir padi. Bila di masa kritis ketiga tanaman padi tidak mendapatkan asupan air, akan sangat berdampak pada kondisi bernas (bobot) padi yang tidak maksimal”, ujar Yuni. (Ful)