Berkat Keuletannya, Nurudin Berhasil Kembangkan Home Industry Kopi Bubuk Cap Kancil

Home Industry Kopi Bubuk Robusta Lampung Cap Kancil yang dikembangkan Nurudin sejak tahun 2015 lalu

GADINGREJO – Dengan bermodalkan keyakinan dan keuletan, Nurudin, warga Dusun I RT 02 Pekon/Desa Tambahrejo Barat, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu berhasil kembangkan home industry kopi bubuk robusta lampung.

Produk kopi bubuk robusta lampung cap kancil yang dikembangkan Nurudin secara mandiri sejak tahun 2015 lalu, kini pemasarannya sudah mulai merambah ke kabupaten lain di Propinsi Lampung.

“Saya merintis usaha kopi ini bener-bener dari nol mas. Awalnya saya ikut orang dan jadi canvaser, tapi itu memang tidak lama”, ungkap Nurudin, ditemui wartawan Lampungraya.id., di rumahnya, Selasa (04/02/2020)

Menurut Nurudin, di tahun pertama ia membuka usaha kopi bubuk, hanya mampu di memproduksi kopi sebanyak 5 Kg.

Dimana, segala proses dalam pengolahan kopi mulai dari menyangrai, membungkus, mengemas kopi kedalam pelastik hingga menawarkan ke warung dan konsumen, ia lakukan sendiri.

“Proses itu semua, saya lakukan sekitar 3 tahun. Saya juga butuh waktu sekitar 2 tahun untuk bisa mengenalkan kopi bubuk ini kepada calon pelanggan dan penikmat kopi”, ucap Nurudin.

Kopi bubuk robusta lampung cap kancil kemasan 200 gram, dengan varian warna dan harga mulai dari 12 ribu hingga 20 ribu

Seiring waktu berjalan dan upaya Nurudin mengenalkan kopi bubuk cap kancil dilakukan, produksi kopi juga terus meningkat, menjadi 20 Kg di tahun kedua.

Memasuki tahun ketiga, produksi kopi meningkat menjadi 75 Kg, seiring mulai stabilnya pemasaran.

“Di tahun keempat, baru coba saya tingkatkan menjadi 100 Kg. Alhamdulilah mas, sekarang kopi bubuk ini sudah bisa diterima di kalangan masyarakat, walau pemasaran masih lokalan lampung seperti kalianda, unit tulang bawang dan kalirejo, lampung tengah”, urai Nurudin.

Guna memperluas jaringan pasar produk serta memenuhi peluang dan permintaan pasar akan kopi bubuk buatanya, ia memberanikan diri mengajukan pinjaman ke BTPN Syariah Cabang Pringsewu.

“Alhamdulilah, uang pinjaman itu saya jadikan tambahan modal usaha. Saat ini, saya sudah bisa punya mesin heller penggiling kopi sendiri”, sebut Nurudin.

Ada banyak kemasan produk kopi bubuk robusta cap kancil yang diproduksi Nurudin. Mulai dari yang kemasan plastik bening berisi 60 gram, dengan harga jual (eceran) Rp2 ribu

Kemudian, kemasan plastik bening dengan isi 200 gram, harga jual (eceran) Rp7 ribu. Ada juga, kemasan 200 gram dengan varian warna yang berbeda-beda. Kemasa warna hitam berisi 200 gram (kopi murni), dijual dengan harga Rp20 ribu.

Kemudian, kemasan warna keemasan 200 gram (sedang) harga jual 15 ribu. Sementara, untuk kemasan warna merah dengan bobot isi yang sama, di jual dengan harga 12 ribu.

“Kalau untuk yang kemasan warna tadi, pemasarannya secara online melalui medsos. Harapannya, saya bisa memperbesar usaha ini untuk menggerakan ekonomi masyarakat”, ujar Nurudin.

Sementara, untuk bahan mentah kopi, Nurudin dapat dengan cara memesan ke petani kopi di Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus. (Ful)