Enam Daya Tarik Wisata di Sukoharjo Belum Ditata dan Kembangkan

Inilah saya tarik potensi wisata Telaga Ngudi Rukun di Pekon Sukoharjo I, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu

SUKOHARJO – Ada enam (6) daya tarik wisata di Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu yang hingga kini belum dieksplorasi, ditata dan dikembangkan menjadi objek wisata.

Keenam daya tarik wisata itu yakni Monumen Tugu Gajah Mada dan Ritual Kegiatan Melasti Umat Hindu di Pura Tri Dharma yang lokasinya bersinggungan dengan sepadan aliran Sungai (Way) Sekampung di Pekon Panggungrejo.

Kemudian, sejarah Benteng Pertahanan Bukit Silitonga di Pekon Sukoharjo IV, pengembangan embung Telaga Ngudi Rukun di Pekon Sukoharjo I, pengembangan Embung Agroforestry di Pekon Pandansari dan pemanfaatan lahan di Pekon Sinar Baru Timur menjadi Kawasan Kebun Kakao.

Kepala Pekon Panggungrejo Supartono saat dikonfirmasi wartawan lampungraya perihal Monumen Tugu Gajah Mada mengatakan, ia berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah guna kelangsungan monumen tersebut.

“Monumen itu dibangun pada tahun 1988 oleh laskar CPM dari Bataliyon Garuda Lampung. Tepat dimana monumen dibangun, dulunya itu merupakan tempat para laskar berlatih saat menghadapi belanda di tahun 1948-1949”, jelas Supartono, Rabu (19/02/2020).

Sebagai tinggalan (petilasan) yang memiliki nilai sejarah, ia berharap, kedepan monumen itu bisa ditetapkan menjadi destinasi wisata sejarah yang ada di Kabupaten Pringsewu.

“Masyarakat panggungrejo berharap, di seputaran area monumen bisa dibangun semacam taman dan tempat persinggahan. Selain itu, dibuatkan lampu penerangan”, sebut Supartono.

Bukit Silitonga di Pekon Sukoharjo IV

Harapan yang sama juga disampaikan Dwi Anggara, Sekretaris Karang Taruna di Pekon Panggungrejo.

Menurut dia, selain Monumen Tugu Gajah Mada, ada ritual keagamaan di panggungrejo yang berpotensi dikembangkan menjadi objek wisata religi.

Dimana lanjut Dwi, ribuan umat hindu di setiap menghadapi peryaanan nyepi (tahun baru caka) akan melaksanakan Melasti di panggungrejo.

“Umat Hindu di Kabupaten Pringsewu dan Pesawaran, mulai melaksanakan Melasti di panggungrejo sejak tahun 2016 lalu. Kebetulan, ada bangunan pure dengan kapasitas daya tampung yang cukup banyak di panggungrejo”, jelas Dwi.

Harapan senada disampaikan Marsandi, Kepala Pekon Sukoharjo I yang juga meminta, supaya Telaga Ngudi Rukun diwilayahnya, bisa dikembangkan jadi objek wisata daerah.

“Saat ini, secara perlahan saya mulai tata telaga ngudi rukun. Seperti, manfaatkan airnya untuk budidaya ikan serta tanami lahan yang ada dengan beraneka jenis tanaman bunga-bungaan”, ucap Marsandi.

Sementara itu, Ketua Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Sukoharjo, Rustamadi, saat dimintai tanggapan oleh wartawan Lampungraya.id., mengatakan, ada beberapa peluang pengembangan yang bisa di jajaki guna memaksimalkan potensi yang ada.

“Seperti di sinar baru timur, disana terdapat lahan yang bisa dimaksimalkan fungsinya menjadi kawasan wisata kebun kakao. Kemudian, di pandansari juga ada embung yang selama ini tidak terawat dengan baik”, sebut Rustamadi yang juga menjadi pengurus di Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Pringsewu.

Menurut Rustamadi, konsep pembangunan kawasan antar kawasan bisa menjadi semacam langkah, guna mengembangkan potensi yang ada.

“Di Sukoharjo I ada telaga ngudi rukun, dengan sederet tanaman kayu-kayuan dan buah-buahan. Disana juga ada kelompok peternak kambing serta pembudidaya ayam kalkun”, papar Rustamadi.

Dari potensi perkebunan, peternakan dan embung tadi lanjut Rustamadi, bisa diintegrasikan kedalam konsep pembangunan kawasan antar kawasan.

“Harapannya, potensi itu bisa terkoneksi satu sama lain, sehingga akan mampu mendorong dan menggerakan peluang perekonomian masyarakat. Memang, ini butuh waktu, proses, dan komitmen dari masyarakat, termasuk juga pemerintah daerah”, imbuh Rustamadi. (Ful)