Erupsi Gunung Anak Krakatau tak Berpotensi Tsunami!

KALIANDA – Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau (GAK) dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Desa Hargo Pancuran Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan Andi Suardi menegaskan erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) tidak berpotensi terjadinya Tsunami. Untuk itu Andi menghimbau masyarakat untuk tidak resah. Namun tidak berpotensi tsunami, Andi mengingatkan masyarakat tetap senantiasa waspada atas potensi bencana lainnya, dimana belakangan ini kerap terjadinya cuaca buruk hingga dapat menyebabkan gelombang tinggi.

“Kalau erupsi GAK seperti saat ini dikaitkan dengan potensi terjadinya tsunami, saya tegaskan tidak seperti itu. Amat sangat kecil, karena erupsi GAK saat ini dalam fasa konstruksi yaitu kondisi bertumbuh kembang lagi tubuh umumnya sebuah gunung berbentuk kerucut,” kata Andi melalui sambungan telepon WhatsApp, Rabu 27 April 2022.

Dijelaskan Andi, sejak Senin 25 April 2022 intensitas erupsi GAK menurun bahkan nihil. Kendati demikian, status GAK tetap di level III, dikarenakan karakter erupsi dari GAK sendiri terkadang tak menentu.

“Potensi bahaya erupsi GAK secara langsung hanya menjangkau pulau-pulau kosong tak berpenghuni di sekitar GAK. Sedangkan bahaya sekundernya berupa debu vulkanik yang bisa terbawa angin sampai jauh, berpotensi menggangu sistem pernafasan. Untuk itu dianjurkan kepada masyarakat sekitar GAK untuk dapat menggunakan masker jika terjadi erupsi GAK,” imbuhnya seraya menambahkan penentuan status GAK merupakan kewenangan dari pusat.

Lebih lanjut, Andi menghimbau masyarakat untuk tidak resah dan khawatir. Andi pun tak melarang jika masyarakat sekitar GAK ingin beraktivitas sehari- hari seperti biasanya.

“Dengan status level III ini, nelayan dan wisatawan untuk btidak mendekati GAK dalam radius 5 KM. Dan juga tidak kalah penting, jangan terlalu cepat percaya dengan isu yang menyesatkan. Jika ada informasi terkait dugaan bakal adanya bencana, segera berkomunikasi dengan pamong setempat,” pungkasnya.

Sementara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Kabupaten Lampung Selatan Dulkahar AP M.Si saat dihubungi menyatakan jika dia baru saja menggelar rapat koordinasi terkait GAK dengan stakeholder.

Kepada wartawan, Dulkahar membenarkan merebaknya isu potensi bencana dari erupsi GAK yang dinilai terlalu berlebihan. Bahkan menurut Dulkahar, isu potensi tsunami itu sangat tidak benar bahkan cenderung hoax yang dapat berakibat masyarakat di pesisir sekitar GAK menjadi khawatir dan panik.

“Tadi kita baru saja gelar rakor ya terkait gunung anak Krakatau ini. Seperti tadi terungkap di forum bahwa potensi tsunami itu sangat kecil bahkan nihil,” kata Dulkahar.

Kendati demikian, Dulkahar mengaku berfikir positif jika maksud beredar informasi tersebut supaya masyarakat menjadi waspada.

“Ya potensi bencana terkait GAK dalam kondisi erupsi GAK saat ini adalah lontaran abu vulkanik yang dikhawatirkan karena cuaca dapat menjangkau pemukiman masyarakat pesisir sekitar GAK. Untuk itu, kami sejak beberapa hari yang lalu laksanakan kegiatan bagi-bagi masker ke masyarakat sebagai upaya antisipasi,” ungkap mantan Kepala Dinas Sosial ini.

Dikatakan Dulkahar, seperti peringatan BMKG bahwa ada potensi terjadinya bencana diakibatkan peluang terjadinya cuaca buruk dalam beberapa hari belakangan.

“Potensi terjadinya gelombang tinggi. Maka akan gerak cepat mengimbau masyarakat yang berdomisili di pinggir pantai agar lebih waspada dengan potensi cuaca buruk yang dapat mengakibatkan gelombang tinggi,” tukasnya.

“Jika dirasa memang hujan deras diiringi angin kencang bahkan gelombang air laut mulai meningkat, maka dalam kesempatan ini saya menghimbau masyarakat yang berada di sekitar pinggir pantai untuk segera mengevakuasi diri sementara ke kediaman sanak family atau pun teman yang rumah tinggalnya cukup berjarak dari pinggir pantai. Bisa juga fasilitas umum seperti masjid ataupun balai desa. Yang penting jaraknya dengan bibir pantai cukup ideal,” ucap Dulkahar seraya mengatakan himbauan kewaspadaan ini hanya bersifat mengantisipasi kemungkinan terburuk.

(row)