Daerah  

GAK Dikabarkan Meletus Malam Ini, Warga Pesisir Kalianda Mengungsi

KALIANDA – Warga pesisir Kalianda mendadak bersiaga malam ini menyusul bau belerang yang sangat menyengat. Bahkan beberapa warga mengungsi ke daerah yang lebih tinggi, seperti Masjid dan Sekolah-sekolah, Sabtu (11 April 2020) dinihari sekitar pukul 01.15 wib.

Bahkan, di sejumlah masjid diumumkan agar warga masyarakat untuk bersiaga dan tidak panik. Jika ingin mengungsi dilakukan dengan tertib.

Dendi, warga Desa Kunjir Kecamatan Rajabasa mengaku terpaksa mengungsi bersama keluarganya. Pilihan warga mengungsi sebagian besar karena trauma musibah Tsunami akhir tahun 2018 silam.

“Kami jaga-jaga aja antisipasi kalau ada musibah yang lainnya, karena kami dengar kabar Gunung Anak Krakatau meletus yang bisa menyebabkan Tsunami,” kata Dendi seraya mengaku mengungsi di sebuah Masjid di Desa Hargo Pancuran, Sabtu 11 April.

Sementara, dikutip dari  detik.com Gunung Anak Krakatau dikabarkan malam ini meletus hingga terjadi dua kali.

Berdasarkan informasi dari situs Magma Kementerian ESDM, letusan Gunung Anak Krakatau terjadi pada Jumat (10/4/2020) malam. Letusan pertama terjadi pukul 21.58 WIB.

“Terjadi erupsi G. Anak Krakatau pada hari Jumat, 10 April 2020, pukul 21.58 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 200 m di atas puncak (± 357 m di atas permukaan laut),” tulis situs tersebut.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah selatan. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 40 mm dan durasi 72 detik.

Letusan kedua terjadi pada pukul 22.35 WIB. Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 500 m di atas puncak

“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal kea rah utara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 40 mm dengan durasi 2248 detik,” tulisnya

PVMBG merekomendasikan masyarakat atau wisatawan tidak diberbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah

(row)