Daerah  

Hadapi MT Gadu II, Petani di Gadingrejo Minta Tanggul Bendung Way Gatel Segera Diperbaiki

Kondisi tanggul Bendung way gatel yang jebol akibat diterjang banjir beberapa waktu lalu
Kondisi tanggul Bendung way gatel yang jebol akibat diterjang banjir beberapa waktu lalu

 

GADINGREJO – Petani diwilayah Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu mengaku khawatir, bilamana hingga akhir bulan ini, tanggul pada Bendung Way Gatel yang jebol belum juga diperbaiki.

Kekhawatiran itu salah satunya dikemukakan Warsito, Ketua Gapoktan Sidomakmur Pekon Panjrejo.

“Sebentar lagi petani diwilayah desa saya sudah mau panen dan kembali olah lahan dan sebar benih. Sebab, kita harus ngejar air dan mengikuti jadwal tanam yang ada, makanya perbaikan tanggul itu sangat mendesak sekali”, ucap Warsito yang juga sebagai Koordinator P3A Bendung Way Gatel kepada wartawan lampungraya.id., Senin (25/03/2019).

Menurut Warsito, perbaikan terhadap tanggul yang jebol itu tidak harus dalam kondisi yang permanen terlebih dahulu.

“Ya, paling tidak sembari berjalan lah. Sebab, awal april bulan depan, kita sudah memasuki musim tanam kedua mas”, sebutnya.

Kekhawatiran lain juga disampaikan Kusnadi, Ketua P3A Tirto Kencono Pekon Bulurejo. Ia berharap, tanggul pada Bendung Way Gatel yang jebol bisa segera diperbaiki, mengingat hektaran lahan sawah yang berada di seputaran Rest Area Pringsewu, selama ini airnya mengandalkan dari aliran Way Gatel.

“Sesegera mungkin dikondisikan sehubungan dengan percepatan tanam di musim tanam II (gadu) ini, apalagi musim gadu curah hujan akan semakin sedikit. Jangan sampai rest area yang notabenen wajah Kabupaten Pringsewu dan disekelilingnya ditumbuhi tanaman padi, justru mengalami kesulitan air, apalagi sampai gagal panen”, tegas Kusnadi.

Dengan kondisi Bendung Way Gatel yang normal saja sebut Kusnadi, petani selama ini masih sering cemas dan khawatir dengan keberlangsungan debit air yang ada.

“Sebab, kebiasaan di musim gadu, saat tanaman padi berumur 30-40 HST, debit air sudah turun. Petani akhirnya harus mengandalkan sumur pantek yang mereka buat secara swadaya”, terang Kusnadi.

Menurut Kusnadi yang juga sekertaris KTNA (kontak tani dan nelayan andalan) Kabupaten Pringsewu, dengan kondisi Bendung Way Gatel yang bisa kembali normal, petani yang memiliki lahan sawah di Rest Area Pringsewu masih bisa tertolong.

“Harapannya, debit air di irigasi Bendung Way Gatel bisa maksimal hingga panen gadu nanti”, imbuhnya.

Areal pesawahan di seputar rest area Pringsewu yang sudah menguning dan siap dipanen

Sementara itu, Kepala UPT Dinas Pertanian Kecamatan Gadingrejo Yuni Hartono saat dikonfirmasi berkaitan dengan jadwal tanam menjelaskan, bila mengacu pada jadwal standar nasional, memasuki awal b maret sudah memasuki musim tanam (MT) yang ke- II.

Namun lanjut Yuni, dikarenakan situasi dan iklim serta kondisi sosial dan infrastruktur air (hambatan kerusakan way gatel), jadwal tanam bergeser dan direncanakan di awal april nanti.

“Karna untuk digadingrejo ini biasanya, pasca panen petani sudah mulai sebar bibit dan olah lahan. Itu dilakukan lantaran petani harus mengejar air, mengingat curah hujan yang sudah mulai mengurang”, urainya.

Bilamana tanam kedua mundur hingga juni misalnya, justru dikhawatirkan saat tanaman padi primordia (bulir padi mulai berisi), kondisi air sudah mulai kurang dan kritis.

“Sebab, disaat tanaman padi primordia ini, sangat membutuhkan air dan ini merupakan masa kritis kedua”, papar Yuni.

Menurut Yuni, masa kritis pertama tanaman padi yakni di minggu pertama saat benih padi sudah mulai ditanam.

Kemudian, masa kritis kedua, saat dimana tanaman padi mulai primordia hingga mengeluarkan bulir.

“Untuk masa kritis ketiga yakni saat pengisian bulir padi. Sebab, bila di masa kritis ketiga tanaman padi tidak mendapatkan asupan air, akan sangat berdampak pada kondisi bernas (bobot) padi yang tidak maksimal”, paparnya.

Yuni juga mengaku memiliki harapan besar, tanggul pada Bendung Way Gatel yang jebol bisa segera diperbaiki.

“Sebab, dengan begitu, bendung akan bisa mengaliri air hingga pesawahan di seputar rest area. Kalau bendungan tidak segera diperbaiki, dampaknya areal pesawahan di seputaran rest area seluas 550 ha akan terancam gagal tanam”, imbuhnya.

Rencananya Dinas PUPR Kabupaten Pringsewu melalui pihak rekanan memasuki april mendatang akan segera memperbaiki tanggul yang jebol, saat debit permukaan air sudah turun. (Ful)