Kades Kotadalam Diduga Gelapkan Dana BUMDes

KALIANDA – Kepala Desa Kotadalam, Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan, Asli Jauhari diduga telah salah gunakan dana Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) setempat.

Dana bantuan Bumdes sebesar Rp 200 juta berasal dari PT Juang Jaya Abdi Alam (JJAA), namun hanya diserahkan ke pihak pengelola Bumdes sebesar Rp 65 juta, sedangkan sisanya sebesar Rp 135 juta diduga masuk kantung pribadi.

Dari sumber yang layak dipercaya, menyebutkan bahwa klaim kades atas dana sebesar 135 juta merupakan buntut ganti rugi hasil investasi bodong kades ke oknum pegawai PT JJAA yang sebagian dananya menggunakan dana Bumdes pada 2018 silam. “Dana Bumdes yang dipakai untuk investasi itu sebesar 65 juta,” kata sumber  tadi warga desa setempat, Minggu (19/5).

Terpisah, Ketua Bumdes Desa Kotadalam, Hadi Jatiwan membenarkan perihal dana bantuan Rp 200 juta dari PT JJAA. Menurut dia, penyerahan dana dari pihak PT JJA tertuang di dalam berita acara tertanggal 12 Maret 2019. “Kalau bantuan itu benar adanya. Tapi kalau untuk masalah dana tersebut kemana saja, silahkan konfirmasi langsung ke kades,” kata Hadi.

Kendati demikian, Hadi Jatiwan tidak menampik bahwa ada dana Bumdes yang diinvestasikan ke Hendra, manajer humas PT Juang Jaya Abdi Alam (JJAA) pada 2818 silam. Alhasil, dana Bumdes itu belakangan diketahui dibawa kabur oleh oknum.

“Awal pencairan dana Bumdes itu pada tahap kedua di tahun 2018. Awalnya kami bingung, dana Bumdes akan dikelola seperti apa, karena kami belum memiliki  warung desa (wardes). Saat ada usulan mendirikan wardes, kemudian kami terbentur tiadanya lahan untuk pendirian lokasi wardes,” kata Hadi.

Kemudian, sambung Hadi, ada usulan dari kades agar dana Bumdes tersebut di investasikan ke PT JJAA melalui Hendra. Namun kata Hadi, belakangan bisnis investasi tersebut terungkap tidak ada kaitannya dengan pihak perusahaan.

“Karena PT JJAA berada di Desa Kotadalam dan yang diinginkan adalah situasi kondusif, maka pihak PT JJAA memberikan bantuan untuk Bumdes Kotadalam sebesar Rp 200 juta,” ungkap Hadi.

Sementara, Kepala Desa Kotadalam Asli Jauhari saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon genggamnya menolak menjawab. Dia mengatakan hendaknya agar  tidak konfirmasi melalui telepon. ” Mohon maaf ya, kalau mau konfirmasi masalah ini jangan melalui telepon ya, bisa ketemu langsung,” ujarnya seraya mematikan sambungan telepon.

 

(row)