Kelompok Jahit “Mawar” Naungan JMMPO Dapat Respon Positif Diskoperindag UKM Pringsewu

PRINGSEWU – Kegiatan keterampilan menjahit yang berada dibawah naungan Jaringan Masyarakat Menentang Perdagangan Orang (JMMPO) mendapat respon positif dari Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Usaha Kecil Menengah (Diskoperindag UKM) Kabupaten Pringsewu.

Senin (28/09/20) Kepala Diskoperindag UKM Kabupaten Pringsewu menyempatkan waktu berkunjung dan melihat-lihat aneka produk yang dihasilkan anggota kelompok menjahit tersebut.

SR.M Katarina, FSGM.,Ketua JMMPO kepada wartawan Lampungraya.id, menjelaskan, terbentuknya kelompok menjahit tersebut sejak 2017 yang lalu. “Kelompok menjahit ini berada dibawah devisi pemberdayaan JMMPO. Sasaran kita waktu itu adalah para eks pekerja migran indonesia (PMI)”, jelas Suster Katarina.

Seiring kegiatan berjalannya lanjut Suster Katarina, peserta keterampilan menjahit tidak hanya mereka yang berlatarbelakang eks PMI. “Sasaran awalnya adalah singel mother dan mantan PMI. Tetapi, karena adanya keinginan dan kebutuhan, mereka yang ingin memiliki keterampilan di bidang menjahit akhirnya ikut belajar dan bergabung disini”, ungkap Suster Katarina.

Diskoperindag UKM Pringsewu saat berkunjung dan mrlihat aneka produk dari peserta kelompok menjahit “Mawar” yang ada d bawah naungan JMMPO

Tri Susiati, tenaga pengajar pada kelompok menjahit “Mawar” mengatakan, saat ini jumlah peserta yang ikut belajar menjahit mencapai 40-an orang.

“Rata-rata mereka memang perempuan (ibu-ibu), tapi ada juga peserta laki-lakinya. Ada sekitar 10-an peserta lulusan dari sini yang sudah bekerja di konveksi atau membuka jasa menjahit di rumah”, terang Susi.

Susi berharap, Diskoperindag UKM Pringsewu bisa memfasilitasi apa yang menjadi kendala dari JMMPO dan juga peserta pembelajaran keterampilan jahit.

Ia menyebutkan, kalau kendala yang dihadapi dalam pembelajaran menjahit selama ini lebih kepada masalah prasarana. “Seperti mesin obras, mesin bordir  kita belum punya juga mesin jahit. Saat ini kita barun punya 3 mesin jahit dan itu pun sering rusak dan harus diperbaiki”, ungkap Susi.

Sementara itu, Maskur Hasan, Kepala Diskoperindag UKM Pringsewu saat dimintai tanggapannya berkaitan dengan kegiatan jahit menjahit yang dilakukan kelompok jahit “Mawar” mengatakan, pihaknya siap memfasilitasi apa yang jadi kendala.

“Koperindag UKM Pringsewu siap mensuport prasarana, termasuk ikut mempromosikan apa yang menjadi produk dari peserta kelompok menjahit ini. Kami juga mendorong, JMMPO untuk memfasilitasi anggotanya dengan membentuk koperasi”, ucap Maskur Hasan.

Maskur Hasan juga berharap, JMMPO bisa memfasilitssi tempat bilamana kedepan ada program pelatihan dan kekaryaan. “Tempat ini cukup strategis buat penyelenggaraan kegiatan pelatihan dan lainnya kedepan. Kami berharap, kegiatan pemberdayaan yang sudah dilakukan JMMPO inj bisa terus berkesinambungan”, ucap Maskur Hasan.

Siti Muntadiroh (44), salah seorang peserta kelompok menjahit “Mawar” mengaku senang, bisa bergabung dan belajar keterampilan menjahit.Ia mengaku, gabung di kelompok jahit “Mawar” sejak kelompok tersebut di bentuk.

“Banyak ilmu dan keterampilan saya dapat selama mengikuti kegiatan disini. Saya juga dapat keterampilan lain karena peserta di kelompok jahit ini, mereka ada yang punya keterampilan lain seperti sulaman, membuat makanan seperti jamur crispy dan juga kripik bayam”, ungkap Siti Muntadiroh, eks PMI.

Berbekal ilmu dan keterampilan yang didapat, kini mantan TKW ini memberanikan diri membuka jasa jahitan. ” Alhamdulilah, sekarang saya sudah bisa buka usaha seperti membuat celemek, sarung bantal, taplak meja, sarung kulkas dan juga masker”, urai Siti Muntadiroh. (Ful)

(Ful)