Utama  

KLB PSSI Ditenggarai Akal-akalan Melanggekan Kekuasaan, FPSI Himbau Voters

JAKARTA- Rencana PSSI yang akan menggelar (Konferensi Luar Biasa) KLB  pada  bulan  Juli mendatang, dibawah  kepemimpinan Iwan Budianto selaku Plt  Ketua  Umum PSSI menuai kritik  dan penolakan secara  besar  besaran dari  berbagai  kalangan.

Disinyalir gelaran KLB  tersebut  hanya akal-akalan para pengurus lama untuk melanggengkan pihak-pihak tertentu untuk tetap berkuasa atas PSSI. Sudah bisa ditebak KLB hanya dijadikan alat untuk merubah statuta dan memilih  exco tanpa  melakukan  pemilihan ketua umum PSSI  yang  definitive. Buntutnya, kritik  keras terus mengalir dari berbagai kalangan pecinta sepak bola tanah air.

Ketua  Umum  Forum  Pecinta  Sepakbola  Indonesia (FPSI), Ibnu ZS mengungkapkan penolakannya terhadap gelaran KLB itu. Secara tegas dia sangat  menyayangkan keputusan dari Plt  Ketua  Umum  PSSI Iwan  Budianto. Karena menurut Ibnu, KLB itu hanya kemasan saja. Sejatinya ada upaya untuk men-Seting akan diatur sedemikian rupa agar exco yang masuk adalah rekan-rekan sendiri oleh pihak-pihak tertentu.

“Bahkan lebih parahnya lagi, nantinya akan ada upaya merubah statuta PSSI, inilah yang menjadi tanda tanya  besar  ada apa didalam  kepengurusan  PSSI  sekarang. Aroma jahat itu sudah merebak kemana-mana,” kata Ibnu kepada lampungraya.id, Sabtu (11/5/2019).

Lalu, terus Ibnu, apakah rencana KLB ini juga sudah benar-benar didukung  penuh  oleh  seluruh  voters. Ibnu malah mengkhawatirkan, KLB ini bakal menjadi embrio, menjadi bibit perpecahan di tubuh PSSI sendiri.

“Sejarah membuktikan, PSSI dalam perjalanannya selalu beriringan dengan konflik. Bahkan pernah ada dualisme gelaran liga di negara ini,” imbuh dia.

Lebih jauh diungkapkan Ibnu, seperti diketahui, publik baru-baru ini dibuat terkaget-kaget dengan terungkapnya kasus pengaturan skor liga sepak bola. Kasus yang sangat mirip dengan kentut, tercium namun tidak diketahui wujudnya.

Yang lebih mirisnya, ungkap Ibnu, pelaku ‘calciopoli’ itu adalah para pengurus PSSI, yang notabene adalah pemilik otoritas sepakbola tertinggi di negeri ini.

“Tugas bersih-bersih ini belum usai, tugas ini tidak hanya untuk penegak hukum. Yang paling terutama adalah kita, insan pecinta sepak bola tanah air,” tukas Ibnu.

Pengurus PSSI sekarang, ungkap Ibnu,  belum  tentu  bersih  semua. Patut diduga  sebagian  besar  pengurus  terlibat  dalam  pengaturan  skor,  tidak  mungkin  hanya  Joko  Driyono sendiri,  sekjen  bisa  saja  terlibat.

” Kasus Mafia  pengaturan skor belum terungkap sampai akar-akarnya, sekarang malah mau ada  lagi KLB tanpa ada agenda pemilihan Ketua Umum PSSI. Ini mau ada dagelan apa lagi, akal-akalan terus, ya mbok akal dipake untuk yang baik. Kalau begitu, sepak bola kita mau  dibawa kemana,” ujarnya lagi.

Untuk itu lah, Ibnu mewakili FPSI  meminta  kepada  voters  untuk  bersikap tegas,   terukur dan jangan mau diatur-diatur, apa lagi dikondisikan seolah olah  apa  yang  dilakukan  Plt  Ketua  Umum  dan  Sekjen PSSI sudah  benar.

“Kalau KLB akan digelar pada  bulan Juli ini, maka masa  depan  sepak  bola  Indonesia  sudah pasti terjerumus  lagi dan  tanpa  prestasi. Maka  itu dari seluruh  pengurus  PSSI  yang  sekarang, dari top  level  sampai  office  boy  harus  dibongkar  total. PSSI butuh sosok yang bersih yang tidak terjebak dalam sejarah masa lalu yang kotor. Namun yang paling utama adalah, untuk semua elemen dapat mendorong didalam KLB itu harus ada agenda pemilihan Ketua Umum PSSI. Jangan biarkan nepotisme selalu menjangkiti PSSI, bravo sepak bola Indonesia,” pungkas Ibnu.

 

(row)