SUKOHARJO – Upaya dan inovasi yang dilakukan KWT Bina Sejahtera, Pekon Sukoyoso, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu patut di apresiasi.
Dengan memanfaatkan bantuan dana desa (DD) dari pekon setempat, KWT Bina Sejahtera yang didirikan sejak 2016, kini berhasil
kembangkan jamur tiram.
“Bahan dasar pembuatan jamur tiram ini dari serbuk gergaji kayu, tapi yang tidak mengandung minyak. Budidaya jamur tiram ini merupakan kegiatan dari anggota KWT disini”, jelas Tino Yuliati, Ketua KWT Bina Sejahtera kepada wartawan Lampungraya.id., Rabu (10/06/20).
Menurut Tino, proses awal dimulai dengan pengayakan serbuk kayu. Satu kuintal serbuk kayu yang sudah diayak, kemudian dicampur dengan dedek sebanyak 20 Kg, Jagung Giling 2,5 Kg, Gamping 2 Kg, serta Tetes Tebu (Molase) sebanyak 1 gelas aqua.
“Setelah itu, dimasukan kedalam pelastik beklock dan diikat dengan cincin dari bambu. Proses selanjutnya adalah pengukusan yang memakan waktu hingga sembilan jam lamanya”, urai Tino yang sempat meraih penghargaan tingkat nasional sebagai kader pemberdayaan.
Setelah proses pengukusan selesai, beklock didiamkan dan di susun pada rak rumah jamur dan diberi bibit biang jamur hingga muncul miselium.
“Proses hingga muncul dan keluar jamur, bisa mencapai 35-40 hari. Selama 4 bulan, beklock akan terus menghasilkan jamur dan akan dipetik di setiap harinya”, jelas Tino.
Untuk meningkatkan harga jual jamur lanjut Tino, KWT yang pimpinnya membuat inovasi dengan mengolah jamur tiram menjadi crispy jamur dan pitza jamur.
“Untuk inovasi dan olahan, kita mulai lakukan di tahun 2018 hingga sekarang. Alhamdulilah, setelah orang banyak tau, mereka mulai memesan”, terang Tino.
Saat ini, KWT Bina Sejahtera memiliki rumah jamur untuk kapasitas 7 ribu beklock. Selain berinovasi dengan mengolah jamur tiram, WKT Bina Sejahtera juga melakukan kegiatan pembinitan tanaman sayuran. (Ful)
