Daerah  

KWT Mawar Pekon Tanjung Dalam Kembali Panen Bawang Merah

Anggota dan pengurus KWT Mawar, Pekon Tanjung Dalam, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu saat panen bawang merah

PAGELARAN – KWT Mawar, Pekon Tanjung Dalam, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, panen bawang merah jenis lokananta.

Kegiatan panen dihadiri Dwi Sulistio, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) didampingi David Chandra, Kasie Produksi Bidang TPH pada Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu, dan Koordinator Penyuluh (Korluh) Kecamatan Pagelaran, Tugimin.

Samsiyah, Ketua KWT Mawar, kepada wartawan Lampungraya.id., mengatakan, kalau KWT yang dipimpinnya sudah tiga (3) kali melakukan panen bawang merah.

“Panen perdana bawang merah di Bulan Desember 2019. Kemudian, panen kedua di Bulan Pebruari 2020 dan yang ketiga, di hari ini”, jelas Samsiyah, Kamis (11/06/2020)

Menurut Samsiyah, KWT Mawar terbentuk pada Agustus 2018. Dimana pada tahun 2019, KWT yang dipimpinnya mendapat bantuan program dari Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu untuk budidaya bawang merah.

“Alhamdulilah, setelah kita lakukan, ternyata KWT Mawar dinilai berhasil dalam teknik budidaya. Rencana kedepan, kami akan lebih fokus pada pengembangan bawang merah ini, dengan cara memanfaatkan lahan pekarangan yang ada”, sebut Samsiyah.

Dwi Sulistio, Kabid TPH pada Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu dalam kesempatan tersebut mengajak, anggota KWT Mawar untuk terus berkreasi dan berinovasi dengan memanfaatkan lahan pekarangan.

“Pekarangan rumah sebenarnya bila kita manfaatkan dengan baik, bisa menjadi lahan usaha keluarga. Contohnya, seperti yang dilakukan temen-temen KWT Mawar yang sudah membudidaya bawang merah dengan menggunakan media polyback”, ucap Dwi.

Dwi berharap, KWT yang ada di Kabupaten Pringsewu bisa terus berkreasi dan berinovasi di bidang pertanian.

“Kami dari dinas Pertanian, siap memfasilitasi apa yang jadi kendala, baik dari sisi teknik budidaya maupun media tanam. Harapannya kedepan, akan muncul penangkar bawang merah di Kabupaten Pringsewu ini”, tukas Dwi.

Sementara itu, Tugimin, Koordinator Penyuluh (Korluh) Kecamatan Pagelaran saat dimintai pendapatnya mengatakan, dalam budidaya bawang merah, kunci utama sangat bergantung dari media tanam.

“Media yang paling pokok adalah tanah, pupuk kandang (kompos) dan arang sekam, termasuk proses pencampuran media tanamnya. Sebab, bila pupuk kandang seperti tahi kambing tidak terurai dengan baik akan sangat memengaruhi terhadap pertumbuhan bibit yang ada”, jelas Tugimin.

Tugimin mengemukakan, dari pengamatan yang dilakukan, panen bawang merah di KWT Mawar memang belum maksimal. Sebab kata dia, pertumbuhan umbi di polyback yang ditanami bibit bawang merah, jumlahnya tidak merata antara satu polyback dengan polyback yang lain.

“Kedepan, harapannya kelemahan yang ada bisa diperbaiki. Dalam budidaya bawang merah, sebenarnya yang cukup potensial dari benih, meski memang dalam prosesnya memakan waktu yang cukup lama”, terang Tugimin. (Ful)