Daerah  

KWT Srikandi Pekon Wargomulyo-Pardasuka Kembangkan Tempe Godong

PRINGSEWU – Kelompok Wanita Tani (KWT) “Sri Kandi” Pekon Wargomulyo, Kecamatan Pardasuka Kabupaten Pringsewu, kembangkan tempe bungkus daun.

Kegiatan pemberdayaan ekonomi berbasis kedelai ini, sudah berlangsung sekitar satu tahun yang lalu.

“Pembuatan tempe bungkus daun ini, menjadi salah satu kegiatan yang dilakukan anggota KWT Sri Kandi”, jelas Sugini, Ketua KWT Sri Kandi kepada wartawan cahyamedia.co.id., Minggu (10/03/2019).

Menurut Sugini, untuk pemasaran hasil tempe masih lokalan pardasuka.

“Kita bekerjasama dengan pedagang sayur, jadi tempe kita titip ke mereka. Selain itu, pemasaran juga lewat acara pameran”, terangnya.

Sementara itu, Witri Indrawati Bagian Sarana dan Prasarana di KWT ” Sri Kandi” mengatakan, dalam sehari, setidaknya 30 Kg kedelai diolah menjadi tempe.

Proses pembuatan tempe ucap Witri, diawali dengan perebusan kedelai lalu kedelai difermentasikan.

“Bahan mentahnya hanya kedelai dan ragi saja”, jelas Witri.

Kedelai yang sudah difermentasikan, kemudian dilakukan pemecahan menggunakan mesin pemecah.

“Pemecahan kedelai ini dilakukan guna memisahkan kulit ari kedelai. Setelah itu, kedelai kita rebusan ulang”, urai Witri.

Witri mengemukakan, kedelai yang digunakan selama ini menggunakan kedelai impor. Pilihan itu diambil lantaran harganya jauh lebih murah, ketimbang kedelai lokal.

“Kedelai lokal di pasaran harganya mencapai 16 ribu per kilo. Sementara, kalau kedelai impor hanya 7.300 per kilo”, ungkapnya.

Witri memiliki harapan, sisa limbah fermentasi kedelai, bisa diolah menjadi produk.

“Selama ini memang ada yang manfaatin limbah itu untuk pakan ternak. Tapi saya berharap, kedepan bisa diolah menjadi sebuah produk”, imbuhnya.

Untuk diketahui, sari 30 kg kedelai yang direbus kemudian di fermentasi dan dipecah ini akan menghasilkan limbah air fermentasi sebanyak 3 ember cat (isi 20 kg).

Sementara, untuk limbah kulit kedelai, bobotnya mencapai 1 karung isi 3 kg. (Ful)