Daerah  

Liburan Idulfitri Objek Wisata di Lamsel Sesak Penuh Pengunjung, Kadis PMD : Concern DD Benahi Desa Wisata

KALIANDA – Selama liburan lebaran Idulfitri 2022 per Selasa (3/5) hingga hari ini Minggu (8/5) hampir seluruh lokasi wisata di Kabupaten Lampung Selatan dibanjiri pengunjung. Baik tempat wisata yang dikelola secara swadaya oleh kelompok masyarakat maupun sistematis oleh pemilik modal.

Tak tanggung-tanggung, jika dikalkulasikan rata-rata angka pengunjung dalam liburan lebaran ini di setiap objek wisata yang populis, baik itu wisata pantai, kolam renang, pemandian air panas maupun wisata lainnya bisa mencapai angka 6 digit atau ribuan. Potensi ekonomi ini pun berefek ke pedagang lainnya di sekitar objek.

“Naik 100% rata-rata perhari dari hari ramai akhir pekan biasanya. Puncak Rabu (3/5) dan Kamis (4/5). Jumat Sabtu landai karena faktor cuaca. Sedangkan hari ini masih lumayan,” ungkap pengelola objek wisata Pantai Muara Indah (PMI) Desa Suak Kecamatan Sidomulyo, Encep Supriadi, Minggu 8 Mei 2022.

Menurut Encep, di Desa Suak yang termasuk kawasan pesisir ini memiliki 6 objek wisata pantai termasuk PMI, yakni Pantai F3 , Pasir Indah , Klara , Pantai Keramat, sama Cukuh Perak. Lebih lanjut, Encep mengungkapkan tak hanya pengelola pantai yang mendapatkan manfaat ramainya pengunjung liburan lebaran.

“Alhamdulillah pedagang- pedagang disini bahagia semua. Ada 23 penduduk lokal desa yang punya lapak warung di Muara Indah. 6 penyewa ban dan 15 orang pekerja lokal per hari,” imbuhnya.

Sementara, pengelola Kahai Beach & Hotel, Agustina Etik Wuryastuti mengatakan untuk keterisian kamar hotel full, meningkat drastis dibanding hari biasanya. Namun demikian, Agustina mengungkapkan untuk kunjungan wisata pantai turun drastis akibat isu erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) yang menyebutkan berpotensi Tsunami.

“Meningkat drastis untuk hotel kita. Tapi kalau wisata pantai malah turun drastis. Ini dampak isu tsunami kemaren akibat status GAK Siaga III,” tuturnya.

Dijelaskan Agustina saat ini Kahai Beach & Hotel  telah tampil dengan wajah baru dengan  fasilitas dan penambahan kamar baru tipe cottage  atau villa dengan fasilitas Kitchen (Dapur) dan Living Room (Aula).

“Saat ini kami juga dalam proses penambahan untuk spot baru (Comingsoon) serta penambahan kolam renang di area atas khusus bagi tamu hotel. Selain itu, lokasi situs wisata kami aman dengan ketinggian 40M diatas permukaan laut,” tukasnya seraya berpromosi.

Dalam kesempatan itu, Agustina juga meminta kepada pemerintah daerah agar lebih tanggap dan peduli terhadap isu tidak jelas yang berdampak negatif terhadap dunia wisata.

“Seperti isu tsunami ini, kami sangat merasakan dampaknya. Apalagi mayoritas pengunjung tempat wisata kami berasal dari luar daerah. Separuh pengunjung Kahai Beach & Hotel ini berasal  dari Palembang, Sumatera Selatan sisanya Medan, Bengkulu. Sedangkan dari seberang, kebanyakan dari Jakarta, Serang, Bandung dan Bogor,” tandasnya.

Terpisah, Kepala Dinas PMD (Pemberdayaan Masyarakat Desa) Kabupaten Lampung Selatan, Erdiansyah SH mengatakan, sesuai dengan arahan Bupati Nanang Ermanto agar  Dinas PMD mendorong desa-desa wisata atau desa yang memiliki objek wisata untukk berbenah pasca lebaran. Karena, jelasnya, wisata adalah potensi alam yang belum tentu dimiliki daerah lain.

“Potensi wisata ini adalah potensi ekonomi untuk peningkatan pendapatan masyarakat. Sebenarnya, masa depan Lampung Selatan ada di Pariwisata,” ucap Erdi.

Untuk itu, terus mantan Camat Kalianda dan Penengahan ini, PMD kedepannya bakal lebih concern bagaimana alokasi anggaran dana desa (DD) bagi desa-desa wisata terfokus untuk pembenahan instrumen pariwisata. Hal itu agar baik alokasi maupun penyerapan DD dapat efektif dan efisien sesuai dengan proporsi kebutuhan desa. Agar kemanfaatannya DD serta pengaplikasiannya lebih terasa langsung ke desa.

“Sesuai arahan pak bupati, pak Nanang bahwa DD bagi desa wisata dalam pengalokasian maupun pelaksanaannya, DD ini diharapkan dapat disesuaikan dengan pengembangan potensi ekonomi desa. Salah satunya adalah pariwisata,” beber Erdi.

“Maka ketika sarana dan prasana pendukung juga termasuk juga promosi pariwisata telah berjalan, dengan begitu diharapkan potensi ekonomi desa yang berupa objek wisata dapat memberikan tambahan pendapatan bagi desa, termasuk juga bagi masyarakatnya,” tambahnya.

Menurut Erdi, pembenahan pariwisata di desa dapat dimulai dari pembenahan kelembagaan pengelola wisata. Kemudian, lanjut Erdi, benahi juga hubungan antara pemerintahan desa dengan pengelola wisata.

“Pengelola wisata itu bisa pokdarwis, pokmas ataupun pemilik objek wisata. Jadi dibenahi dahulu kelembagaannya. Dibuat status hukumnya, baik itu menyangkut hak maupun kewajiban masing-masing pihak,” tutur Alumni SMAN 1 Kalianda 1998 ini seraya menambahkan trend wisata kedepannya akan terus berkembang dan gak akan ada matinya jika dikelola secara serius dan konsisten.

Erdi mengungkapkan, tercatat kawasan wisata Pesisir Rajabasa, kawasan Kedu-Ketang, kawasan Merakbelantung, kawasan Suak, kemudian wisata pegunungan,Way Belerang-Way Kalam

“Hampir di seluruh kecamatan kita memiliki objek wisata. Seperti Embung, Waterboom, Taman Bermain atau Alun-alun. Selain pembenahan kelembagaan, PR terbesar untuk pengembangan pariwisata desa adalah sarana penunjang. Termsuk Homestay variasi dan atraksi budaya, akses transportasi utama, jaringan internet dan yang tak kalah penting adalah promosi marketing,” pungkasnya.

(row)