Daerah  

Meski Terkendala Volume Lalin, Pelaksana Pembangunan Jalan Koridor Sp. Serdang – Talangjawa Optimistis Selesai Sesuai Target

KALIANDA – Pelaksana pembangunan peningkatan ruas jalan Koridor Simpang Serdang – Jatibaru – Talang Jawa – Batas Lampung Timur sepanjang 20,61 oleh PT Mulia Putra Pertama (MPP) menyatakan optimis dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai target hingga 17 Desember 2022 mendatang.

“Ada 3 segmen rencana kerja yang akan kami laksanakan, pertama adalah pengecoran (Rigid Pavement) sepanjang 2 Kilometer dari titik nol jalan Ir Sutami sampai pasar Tanjung Bintang dengan progres pekerjaan hingga saat ini mencapai 45%,” jelas pelaksana lapangan PT MPP, Roy Pramana Yusuf saat ditemui di lapangan, Rabu 24 Agustus 2022.

Dikatakan Roy, 2 segmen pekerjaan lainnya adalah hotmix dan patching dari pasar Tanjung Bintang hingga ke Desa Talangjawa Kecamatan Merbaumataram sampai perbatasan Kabupaten Lampung Selatan dengan Kabupaten Lampung Timur.

“Jadi jalan yang dicor itu sepanjang 2 Kilometer dan selebihnya Hotmix dan rehabilitasi dengan Patching,” imbuhnya.

Roy menjelaskan, selain 3 segmen pekerjaan tersebut, di masing-masing badan jalan dilakukan pelebaran di tiap sisi jalan 7,5 centimeter, atau dilakukan total pelebaran hingga 1,5 Meter.

“Juga dilakukan penambahan perluasan pada badan jalan sepanjang 1,5 M.atau di masing-masing sisi jalan ditambahkan 75 centimeter,” tukasnya.

Kendati demikian, Roy mengakui kendala utama di lapangan adalah tingginya volume kendaraan yang melintas di ruas jalan yang sedang dibangun tersebut. Sehingga menurut dia, pihak pelaksana terpaksa menerapkan sistem buka-tutup untuk masing-masing arah kendaraan yang melintas agar dapat bergantian.

Karena selain jalan tersebut, di wilayah tersebut tidak memiliki jalan alternatif untuk masuk pusat kota kecamatan.

“Jujur saja dengan tingginya volume kendaraan yang melintas kami agak kewalahan, bahkan sebenarnya kurang maksimal dalam pengerjaannya. Apalagi jika ada kendaraan yang melintas itu kendaraan besar yang melebihi tonase, maka selain terganggu juga bisa mempengaruhi kualitas pekerjaan yang sedang kami lakukan,” tutur Roy.

Roy berkesimpulan, agar dapat memaksimalkan pekerjaan yang dilakukan, pihak pelaksana terkadang tak urung melakukan pekerjaan hingga malam hari. Selain supaya dapat lebih maksimal, juga mengurangi resiko gangguan kendaraan yang lalu-lalang.

“Jika ada target kerja yang dirasa belum sesuai rencana, maka biasanya pekerjaan kita lanjutkan sampai malam hari. Setelah fix, segera kami  berkoordinasi dengan pihak terkait, baik dengan pihak pemerintah kecamatan, polsek Tanjung Bintang, koramil hingga pamong desa setempat. Artinya ini bukan kami sengaja, apa lagi ada tujuan untuk menutupi hal tertentu dalam pelaksanaan pekerjaan. Tapi ini semata-mata demi mencapai target kerja yang sudah direncanakan sebelumnya,” beber Roy.

Terpisah, mewakili Kepala Dinas PU-PR Lampung Selatan, Hasby Aska, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) kegiatan Dinas PU-PR Lampung Selatan, Hasanuddin saat disambangi di ruang kerjanya tak menampik apa yang disampaikan oleh pihak pelaksana. Menurut Hasanuddin, progres pembangunan dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tersebut secara berkala dilaporkan oleh pihak pelaksana ke Dinas PU-PR.

“Laporan dari pihak pelaksana tersebut, tentunya akan kita kroscek lagi dengan laporan pegawai yang memang sebelumnya kita tugaskan secara khusus untuk melakukan pengawasan di lapangan,” ujar Hasanuddin.

Hasanuddin mengamini, ada 3 segmentasi pekerjaan yang menjadi kewajiban untuk dilakukan oleh pihak pelaksana. Hasanuddin merincikan, segmen pertama adalah sepanjang 7 Kilometer dari titik nol sampai kilometer tujuh atau sampai Pasar Tanjung Bintang yang meliputi 2 kilometer rigid beton dan 5 kilometer Hotmix .

Ditambahkannya, pada segmen pertama tersebut lebar jalan adalah 4 meter dengan penambahan 1,5 meter atau 75 centimeter untuk masing-masing sisi jalan.

“Setelah selesai pekerjaan segmen pertama, pelaksana kemudian melanjutkan pekerjaan pada segmen kedua berupa hotmix sepanjang 9 kilometer atau sampai dengan Pasar Talangjawa. Di segmen kedua ini juga dilaksanakan penambahan lebar jalan seluas 1,5 meter dengan luas jalan sebelumnya hanya 3,5 meter,” jelas Hasanuddin.

“Di segmen terakhir, pelaksana hanya melakukan pekerjaan patching (Tambal Sulam) sepanjang kurang lebih 4 kilometer hingga perbatasan dengan Lampung Timur,” sebutnya.

Terakhir, Hasanuddin menyatakan komitmen dan konsistensi PU-PR dalam melakukan pengawasan sebagai pihak pengguna jasa terhadap pelaksanaan oleh pihak penyedia jasa di lapangan dengan menerapkan manajemen pengawasan sesuai dengan regulasi yang berlaku.

“Pihak pelaksana memang wajib melaporkan progres pekerjaan secara berkala ke PU-PR. Tapi, dalam rangka menerapkan manajemen pengawasan yang baik, PU-PR juga telah menugaskan personil PU-PR di lokasi pekerjaan sebagai pengawas lapangan. Nah, pengawas lapangan ini tugasnya melaporkan tiap tahapan pekerjaan dengan format laporan harian, mingguan hingga progres pekerjaan. Dari laporan pengawas ini nantinya akan kita jadikan bahan untuk  meng-kroscek atau sebagai bahan evaluasi pekerjaan yang sudah dilaksanakan sebagai bahan laporan berkala yang disampaikan oleh pihak pelaksana. Dari situ kemudian baru dapat kita simpulkan, apa yang kira-kira perlu diperbaiki, ditingkatkan atau memang sudah baik dan agar dapat dipertahankan,” pungkas Hasanuddin.

Sementara, dari pantauan LR di lapangan memang kerap terjadi kemacetan yang cukup panjang pada saat dilakukan tutup-buka bagi pengendara yang melintasi ruas jalan yang sedang dibangun tersebut. Terlebih pada saat jam sibuk pada pagi hari, siang dan sore menjelang Magrib. Terlihat petugas dari pelaksana mengatur lalu lintas dengan pola tutup-buka.

Sebelumnya, Bupati Lampung Selatan Hi Nanang Ermanto pada 30 Juni lalu sempat melakukan groundbreaking kegiatan peningkatan 2 ruas jalan hasil kerja sama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dalam program Pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Daerah tahun 2021 ini.

Dua ruas jalan itu yakni, koridor  Sp.Serdang-Batas Lampung Timur dengan panjang  jalan 20,61 Kilometer dan nilai kontrak Rp.43.450.023.152,58. Kemudian peningkatan jalan ruas koridor Sidomulyo – Palas dengan panjang jalan 28,75 Kilometer, dan nilai kontrak Rp. 45.480.098.770,42.

“Dengan dibangunnya jalan penghubung antar kecamatan ini, maka diharapkan dapat mendorong peningkatan produktivitas bagi faktor-faktor produksi penunjang ekonomi masyarakat setempat. Sehingga dengan peningkatan-peningkatan tersebut dapat juga turut meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat,” ujar Nanang dalam groundbreaking tersebut.

(ricky oktoro wiwoho)