Daerah  

Paguyuban Seni Banyumasan “SATRIA TURANGGA MUDA” Gelar Acara Kuda Lumping Di Desa Sidomulyo Dusun Umbul Keong II

LAMPUNG SELATAN (Lampungraya.id) – – Dalam rangka perayaan sambut tahun baru islam 1441 H (Muharam/Suro) masyarakat Desa Sidomulyo Dusun Umbul Keong II Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan gelar acara Jaran Kepang/Kuda Lumping, Minggu (8/9/2019).

Menyambut tahun baru islam 1441 H (Muharam) yang biasa nya di sebut oleh masyarakat Jawa adalah Bulan Suro. Warga Desa Sidomulyo Dusun Umbul Keong II Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan, gelar acara Kuda Lumping/Jaran Kepang yakni kesenian yang mempunyai ciri khas tersendiri dari kesenian-kesenian budaya lain nya.

 

Kuda Lumping/Jaran Kepang Kesenian budaya Jawa yang di iringi alunan gamelan dan hentakan gendang yang identik bernuasa mistik, ini merupakan budaya kesenian turun menurun yang tetap di jaga dan di lestarikan oleh Paguyuban Seni Banyumasan “SATRIA TURANGGA MUDA”. Paguyuban tersebut beralamatkan di Desa Sidomulyo Dusun Umbul Keong II Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan yang di pimpin oleh Bapak Darsino.

Pagelaran kesenian Kuda Lumping yang di awali dengan tembang lagu-lagu berbahasa jawa, seterus nya masuk barongan yang bergerak ikuti irama gendang dan alunan gamelan, dan di lanjut wayang orang, selanjut nya kembali di isi dengan rombongan penari dari anak-anak, remaja dan orang dewasa.

Para penari kuda lumping bergerak menari ikuti suara dan alunan musik, semakin lama suara musik dan alunan gamelan membuat para penari-penari tersebut berjatuhan dan kesurupan gerakan yang seperti tidak terkendali, para pawang atau pun yang bertugas sebagai pengendali para penari yang kesurupan, meraka bergegas memegang dan kendalikan para penari gerakan nya yang sudah tidak terkontrol, dan jatuh karena kerasukan (kesurupan).

Para penari yang sudah kesurupan mempunyai ciri-ciri gerakan, dan kesukaan nya sendiri (makanan), tempat sesaji sesajen beraneka ragam, meja yang di atas nya ada baskom isi air dan kembang, gelas berisi kopi, teh, menyan, minyak wangi dan lain-lain nya, semua sesaji sesajen tersebut telah di persiapkan khusus oleh para pawang kuda lumping, untuk para penari yang sudah kerasukan.

Kesenian Kuda Lumping biasa nya di gelar oleh warga saat hajatan, agustusan, suroan, acara adat dan hari-hari besar lainnya.

“Ini adalah kesenian kebudayaan, yang biasa nya orang-orang nyebut nama nya Kuda lumping, Kuda kepang, jaranan, biasa nya acara ini di gelar kalau ada hajatan, acara syukuran desa, ruwatan desa, agustusan, tergantung yang punya acara, dan kesenian budaya ini wajib di lestarikan, kami akan pertahankan warisan leluhur kami, agar dapat turun menurun di jaga dan di pertahankan kesenian kuda lumping ini.” ujar singkat Bapak Darsino selaku pimpinan Paguyuban Seni Banyumasan SATRIA TURANGGA MUDA.