Daerah  

Penunjukan CV DK oleh Tikor Kecamatan Dipertanyakan

KALIANDA – Penunjukan CV Dwi Karya (DK) didalam rapat tim koordinasi bantuan pangan oleh beberapa kecamatan (Tikor Kecamatan) patut dipertanyakan. Dimana diketahui, Kecamatan Waysulan, Merbau Mataram, Tanjung Bintang dan Jatiagung telah menunjuk CV DK sebagai manajer suplier atau pemasok komoditi.

Di kecamatan-kecamatan tersebut, disebagian desa telah disalurkan, namun sebagian desa lagi hingga kini penyaluran komoditi ke keluarga penerima manfaat (KPM) belum terlaksana dikarenakan jenis komoditi yang harus dipasok seperti Beras (Premium), Telur dan Kacang Hijau tidak lengkap diterima.

“Pertama masuk telur, beberapa hari kemudian baru beras. Nah sekarang yang belum ada kacang hijau. Karena belum lengkap, makanya belum berani menyalurkan ke KPM,” ujar seorang pendamping di Kecamatan Merbau Mataram  yang mewanti-wanti agar namanya jangan dipublikasikan, Senin 23 Maret 2020.

Serupa, di Kecamatan Jatiagung tak jauh berbeda masalah komoditi belum diterima KPM. Sejumlah komoditi dicicil dikirim ke desa.

“Kalau di desa saya, barang yang belum ada beras. Kalau telur dan kacang hijau, infonya sudah datang. Jadi untuk sementara, bantuan sembako belum bisa disalurkan ke KPM,” ujarnya seraya menambahkan beberapa hari yang lalu KPM dempat berbondong-bondong ke e-warong hingga pukul 11 malam karena mengira bantuan sudah bisa dicairkan.

Pendamping ini pun mengungkapkan, di Kecamatan Jatiagung sudah ada beberapa desa yang sudah menyalurkan bantuan sembako ke KPM. Namun begitu, penyaluran komoditi tidak melalui e-warong. KPM diminta mengambil sendiri langsung di balai desa setempat. Selain itu, margin (Keuntungan) e-warong yang biasanya Rp7 ribu, namun dengan manajer suplier atau pemasok oleh CV DK ini, e-warong hanya mendapatkan margin Rp4 ribu per KPM.

“Sembako dengan beras 15Kg, telur 15 butir dan kacang hijau 1/2Kg itu didrop di balai desa. KPM diminta mengambil sendiri ke balai desa dengan jarak tempuh yang cukup lumayan jauh,” imbuh dia.

Sementara perwakilan CV Dwi Karya, Syahril membenarkan pengiriman barang dilakukan dengan cara berangsur-angsur. Menurutnya hal itu dilakukan demi menjaga kualitas barang yang dikirim. Menurut Syahril, barang lengkap baru (KSS) digesek.

“Beberapa kecamatan seperti Merbau Mataram sudah lengkap (Komoditi) dan siap untuk disalurkan. Jatiagung dan Tanjung Bintang baru beberapa desa. Sedangkan Waysulan dalam persiapan,” ujar Syahril, Senin 23 Maret 2020.

Terkait margin e-warong Rp4 ribu, dijelaskan Syahril, bahwa selisih Rp3 ribu itu dikonversi ke 5 butir telur untuk KPM. Menurut dia, dengan memberi KPM 15 butir akan lebih bermanfaat karena langsung bisa dinikmati masyarakat penerima. “Coba bandingkan dengan manajer suplier lain untuk kecamatan lain, telur yang didistribusikan ke KPM hanya 10 butir,” ungkapnya.

Soal beras, terus dia, berani diadu dengan manajer suplier lain. Menurut dia CV Dwi Karya bekerja untuk rakyat, walaupun mengambil keuntungan namun tetap mengutamakan kepentingan masyarakat. “Beras kami jamin bagus, untung memang kami dapat, tapi kita gak  mau semau-maunya karena ini bantuan untuk saudara–saudara kita yang kurang beruntung,” jelasnya seraya menambahkan CV DK juga menyalurkan komoditi program sembako ini di beberapa kabupaten lain.

Namun begitu, masalah pendistribusian komoditi di balai desa, diungkapkan oleh Syahril  bahwa ada penolakan dari  e-warong untuk mendistribusikan komoditi terkait margin e-warong yang berkurang menjadi Rp 4 ribu yang semula  Rp7 ribu.

“Menurut informasi yang kami dapat, penolakan e-warong ini ada pihak-pihak yang memprovokasi. Padahal niat kami memang untuk kepentingan KPM agar mendapatkan komoditi lebih, yakni 15 butir telur yang biasanya 10 butir,” tukasnya.

(row)