Puluhan Tahun, Mbah Pur dan Mbah Tum Berharap bisa Miliki KTP

Mbah Pur dan Mbah Tum, Pasutri warga Lingkungan V RT 04 Kelurahan Pringsewu Timur, Kecamatan Pringsewu yang berharap bisa memiliki KTP

PRINGSEWU – Ketidaktauan dan minimnya informasi yang diterima serta bimbingan dari perangkat di tingkat kelurahan, membuat Puryono (Mbah Pur) dan Tumirah (Mbah Tum), warga Lingkungan V RT 04 Kelurahan Pringsewu Timur, Kecamatan Pringsewu tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Alhasil, Mbah Pur dan Mbah Tum yang sehari-hari menjadi penjual kerupuk ini, tidak bisa mengakses bantuan sosial yang digelontorkan oleh pemerintah.

Sebenarnya, Mbah Pur dulunya sempat memiliki KTP, namun KTP itu akhirnya rusak lantaran terkena air dan robek.

“Dulu saya memang punya KTP mas, tapi dah rusak karena kena air. Semenjak itu dan sampai sekarang, saya enggak punya KTP lagi”, ungkap Mbah Pur, Selasa (19/05/20) setengah bercerita, saat wartawan lampungraya.id., datang berkunjung kerumahnya.

Berbeda dengan istri Mbah Pur, Tumirah (atau yang bisa di panggil Mbah Tum). Ia justru mengaku, belum pernah punya KTP.

“Kalau buku nikah, dulu memang punya. Tapi karena sobek dan rusak terkena tetesan air, sekarang sudah tidak ada lagi”, ucap Mbah Tum dengan nada bicaranya yang terbata-bata.

Kepada wartawan Lampungraya.id., Mbah Tum mengemukakan harapan dan mimpinya bisa memiliki KTP.

“Kalau misalnya punya KTP, kan bisa sedikit meringankan beban hidup mas. Kalau pas kebetulan sakit dan kita punya kartu indonesia sehat atau apalah, biaya berobatnya juga bisa ringan”, ucap Mbah Tum setengah menegadahkan wajahnya.

Namun, mimpi Mbah Pur dan Mbah Tum ingin bisa memiliki KTP, kerap mereka endapkan dan kubur dalam-dalam, lantaran bingung, bagaimana cara mengurus administrasi kependudukan (Adminduk).

Akibat tidak memiliki Adminduk, kakek dan nenek renta ini hanya bisa pasrah di balik kebingungannya, saat mendengar tetangganya ada yang mendapatkan bantuan sosial seperti Bansos Pangan, Beras Cadangan Pemerintah (BCP), Bantuan Sosial Tunai (BST) sebesar Rp600. 000 per bulan dan akses bantuan lain. (Ful)