Daerah  

Sapi Bali jadi Potensi Dominan di Panggungrejo

Sapi bali salah satu potensi dominan di Pekon Panggungrejo, Kecamatan Sukoharjo

SUKOHARJO – Perkebunan sawit dan sapi bali di Pekon Panggungrejo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu menjadi potensi unggulan.

Dimana, dengan luasan wilayahnya yang mencapai 423 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 2.152, umumnya warga di Pekon Panggungrejo memelihara sapi bali, mulai dari satu hingga lima sampai 10 ekor sapi.

Supartono Kepala Pekon Panggungrejo menjelaskan, saat ini populasi sapi bali di panggungrejo jumlahnya mencapai 95 – an ekor.

“Kalau di tahun 2018 lalu, populasinya mencapai 120-an ekor. Kalau untuk pakan, masih menggunakan pakan alamiah dan kawin alamiah”, jelas Supartono kepada wartawan lampungraya.id., Jumat (25/10).

Supartono mengemukakan, indukan sapi awalnya di dapat melalui bantuan pemerintah di tahun 1988.

Dimana lanjut Supartono, proses penggembalian sapi dengan cara bergulir. Saat indukan bunting dan beranak, maka anakan sapi akan jadi milik pemelihara dan indukan dikembalikan ke kelompok, untuk kembali digulirkan.

“Hampir rata-rata, warga disini memelihara sapi bali. Potensi di bidang perkebunan lainnya ada juga seperti karet, tetapi yang paling dominan, sapi bali yang dibudidaya secara perorangan”, urai Supartono.

Sementara itu, Kabid Peternakan pada Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu drh.Budi Pramono saat dikonfirmasi berkaitan dengan potensi sapi bali mengatakan, ada dua wilayah kecamatan yang memiliki potensi sapi bali yakni Sukoharjo dan Adiluwih.

“Untuk wilayah Kecamatan Sukoharjo ada di panggungrejo, pandansari dan sukoharjo II. Sementara, untuk Kecamatan Adiluwih seperti di purwodadi”, sebut Budi.

Sebenarnya lanjut Budi, perlu upaya perlindungan terhadap potensi ternak khususnya sapi bali di Kabupaten Pringsewu. Sebab, sapi bali merupakan salah satu sumber daya genetik asli Indonesia.

“Penetapan wilayah perbibitan sapi merupakan salah satu langkah upaya perlindungan. Dengan begitu, kita bisa melakukan kegiatan pengembangbiakan dan seleksi untuk bibit unggul, sehingga mutu sumber daya genetiknya juga tetap bisa terjaga”, urai Budi.

Wilayah dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 622 dan di buka pada sekitar tahun 1930, (di masa Kabupaten Lampung Selatan) ini, memang menyimpan potensi di bidang perkebunan dan peternakan.

Wilayah administratif panggungrejo yang di buka sejak tahun 1930 dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 622 ini, memang menyimpan potensi di bidang peternakan yakni sapi bali. (Ful)