Selain Fokus Pertanian, Hipni Tegaskan tak Bermain Fee Proyek

LAMPUNG SELATAN – Bakal calon Bupati Lampung Selatan, Hi Hipni SE komitmen maksimalkan bidang pertanian menjadi usaha ekonomi kerakyatan bahkan usaha industri di Kabupaten Lampung Selatan. Pertanian merupakan pendapatan utama mayoritas masyarakat ditambah potensi 70% lahan pertanian, maka bidang pertanian merupakan kunci kesuksesan ekonomi kerakyatan yang memberikan multi efek ke bidang-bidang lain.

“Ini sedikit contoh, pemerintah, baik pusat maupun daerah tidak bisa menentukan harga produksi petani di pasaran. Tapi, pemerintah bisa mengurangi ongkos produksi petani. Seperti bantuan peralatan, infrastruktur pertanian dan stimulus pinjaman lunak pertanian. Untuk itu saya berkomitmen prioritaskan pembangunan ekonomi pertanian,” tegas Hipni dalam sambutannya dalam acara silaturahmi tim “Mari Bangkit” di Dusun Susukan, Desa Sukaraja, Kecamatan Palas, Minggu 28 Juni 2020.

Dikesempatan itu, bakal calon bupati yang ddigadang-gadangkan oleh PAN dan Gerindra ini menegaskan, dirinya juga tidak bermain fee proyek dalam pemerintahannya nanti jika diberi amanah oleh masyarakat Lampung Selatan.
Hipni menegaskan, komitmen tidak main fee proyek ini bukan hanya retorika tanpa konsep yang jelas.

Suami dari Yuti Rama Yanti ini tidak menampik cost politik yang tinggi berbanding lurus dengan upaya pendapatan kepala daerah yang cenderung menyimpang. Namun, kata dia, banyak cara untuk pendapatan kepala daerah yang besar namun tetap dalam koridor hukum yang telah digariskan.

“Komitmen saya untuk tidak bermain fee proyek pasti, bukan retorika. Banyak daerah lain di Indonesia, kepala daerahnya tidak bermain fee proyek, tapi penghasilan sebagai kepala daerah tidak kalah banyak. Kuncinya adalah besarkan PAD (pendapatan asli daerah), tingkatkan laba BUMD. Karena, dari PAD dan keuntungan BUMD itu sekian persen diatur UU adalah hak kepala daerah. Jadi, sejahtera ekonomi daerahnya, sejahtera masyarakatnya dan tentu sejahtera juga kepala daerahnya,” jelas pengusaha pertanian pemilik sejumlah pabrik besar di Kabupaten Lampung Selatan ini.

Dalam kesempatan itu, Hipni bercerita singkat tentang kehidupannya yang merupakan anak seorang petani dan keluarga besar petani. Memulai pendidikan SD hingga SLTP di Palas, SLTA di Kalianda dan melanjutkan studi S1 di Unila dengan sembari bekerja sebagai kuli panggul.

“Saat kuliah, kebetulan kontrakan saya dekat pasar Tugu. Jadi, pagi-pagi sebelum berangkat kuliah saya sempatkan cari tambahan di pasar Tugu dengan menjadi kuli panggul, mengangkat sayur-mayur. Dari hasil kuli itu saya sisihkan sebagian untuk biaya hidup dan kuliah, dan sebagian lagi modal untuk usaha,” tutur Hipni.

(ricky)