Daerah  

Serangan WBC Muncul, Poktan di Waluyojati Gandeng PPL dan POPT Gerdal

PRINGSEWU,LAMPUNGRAYA.ID – Gerakan pengendalian (Gerdal) akan serangan hama wereng batang coklat (WBC) pada tanaman padi milik petani di Pekon Waluyojati, Kecamatan Pringsewu dilakukan.

Dengan menggandeng kelompok tani (Poktan), PPL (penyuluh pertanian lapangan), perangkat pekon, petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Kecamatan Pringsewu lakukan penyemprotan bersama.

“Serangan hamanya masih kategori ringan. Kita sudah lakukan upaya pengendalian”, jelas H.Mustakim, petugas POPT Kecamatan Pringsewu, Jumat (28/08/20).

Mustakim mengemukakan, serangan hama hampir terjadi pada tanaman padi yang ada di wilayah Kecamatan Pringsewu.

“Sekarang ini hampir merata terjadi serangan hama, utamanya WBC dan penyakit blast. Tapi, kita sudah lakukan upaya pengamatan dan pengendalian”, ucap Mustakim.

Untuk populasi serangan, masuk kategori sedang. Dimana, populasi sudah mencapai 130 ekor/rumpun. “Makanya terus kita gerak cepat melakukan pengendalian wereng tersebut. Saat ini, serangan WBC hampir merata terjadi pada tanaman padi di kecamatan yang ada di Kabipaten Pringsewu”, sebut Mustakim.

Nursito, PPL di Pekon Waluyojati menjelaskan, di musim tanam (MT) gadu ini, petani di waluyojati umumnya menanam padi dengan varietas Ciherang dan 42.

“Kalau untuk luasan hamparannya ada 149 Ha. Sementata, varietas benih padi yang dikembangkan diantaranya Inpari, 42, Ciherang, Melati. Tapi yang dominan, Ciherang dan 42 disini”, terang Nursito didampingi Ketua Kelompok Tani (Poktan) Mugi Rahayu IV Pekon Waluyojati, Sudardi.

Nursito mengemukakan, dari luasan hamparan yakni 149 Ha, seluas 148 Ha ditanami padi dan 1 Ha lagi ditanami bawang merah.

“Dari 148 Ha lahan sawah yang ditanami padi, sekitar 10 Ha saat ini sudah panen. Diperkirakan, 15 hari kedepan, tanaman padi disini sudah selesai di panen”, ucap Nursito, serya menunjukan area hamparan tanaman padi yang sudah menguning.

Sudardi, Ketua Poktan Mugi Rahayu IV Pekon Waluyojati mengatakan, untuk sumber air sebagai irigasi sawah yang dimanfaatkan petani cukup beragam.

“Ada yang memanfaatkan aliran air dari jaringan irigasi way tebu III, sumur bor dan juga sungai. Kalau untuk air, memang tidak terlalu sulit disini”, ucap Sudardi yang sudah dahulu selesai memanen tanaman padinya. (Ful)