Sidak Komisi III DPRD Pringsewu, Banyak Temuan dalam Pembangunan Gedung Utama

PRINGSEWU – Kali kedua, Komisi III DPRD Kabupaten Pringsewu, turun ke kompleks RSUD Pringsewu, melihat proses pengerjaan sejumlah bangunan yang dilakukan rekanan, Kamis (01/10/20).

Dalam inspeksi mendadak (Sidak) kali ini, pekerjaan fisik yang jadi sasaran pemantuan anggota Komisi III DPRD Kabupaten Pringsewu adalah pembangunan Gedung Utama dan juga Rehabilitasi Ruang Kelas III. “Direksi Kit tidak ada, termasuk P3K dan gambar lainnya. Direksi Kit ini sebagai informasi publik dan ada anggarannya”, ucap Aris Wahyudi, Sekretaris Komisi III DPRD Kabupaten Pringsewu seraya menanyakan proses pengawasan yang dilakukan konsultan pengawas dan juga Dinkes melalui PPK (pejabat pembuat komitmen).

Menurut Aris, Direksi Kit sedianya dibuat dan dipasang oleh pihak pelaksana (rekanan) sebelum pekerjaan dimulai. “Ini pekerjaan sudah berjalan, tapi mana Direksi Kit-nya? dan sudah yang kedua kalinya, Komisi III turun ke Rumah Sakit Pringsewu. Kita waktu itu (Sidak pertama) sudah ingatkan rekanan pelaksana pembangunan Gedung Instalasi Farmasi melalui konsultan pengawas untuk memasang Direksi Kit, tapi sampai hari ini belum juga dipasang”, beber Aris sedikit “geram”.

Inilah pengerjaan pembangunan Gedung Utama yang disoal anggota Komisi C DPRD Pringsewu, berkenaan dengan Direksi Kit dan kedalaman cor beton

Aris juga menyangsikan kualitas dari bangunan Gedung Aula Utama yang sedang berjalan, lantaran kedalaman tiang cor beton tidak standar. Kalaupun itu harus terjadi perubahan-perubahan dalam realisasi di lapangan sebut Aris, seyognya terlebih dahulu dikonsultasikan kepada pihak yang kompeten dibidangnya.

“Ini kita baru bicara dari sisi persiapan dan belum ke masalah fisik. Analisa soal kualitas bangunan juga menjadi penting dan kita dari DPRD Pringsewu tidak mungkin mengawasi pekerjaan ini selama 24 jam”, tandas Aris dihadapan Konsultan Pengawas (Trimanto), PPK Bangunan Gedung Aula Utama (Yohanes) dan juga Kepala Dinkes Pringsewu, dr. Ulinnoha.

Aris melalui konsultan pengawas meminta, pematangan tanah timbunan pembangunan Gedung Aula Utama menggunakan mesin stemper. “Perataan tanah timbunan itu nanti harus pakai stemper, jangan cuma secara manual. Sebab akan berdampak pada kualitas lantainya yang mudah amblas”, ucap Aris diamini anggota Komisi III, Bambang Sugeng Irianto.

Usai melihat dan menanyakan proses pembangunan Gedung Aula Utama yang menyerap anggaran sebesar Rp1,5 miliar yang dilaksanakan CV. Putra Aji Baru, rombongan Komisi III DPRD Pringsewu yang terdiri dari Nazarudin, Johan Aripin, Sudiyono, Khomsi Wastobir, Assa Attorida El Hakim melanjutkan Sidak dengan melihat pengerjaan Rehabilitasi Gedung Kelas III RSUD Pringsewu yang dilaksanakan oleh CV. Alfatih dengan anggaran  sebesar Rp849 juta.

Menurut Yohanes, PPK kegiatan Rehabilitasi Gedung Kelas III RSUD Pringsewu mengatakan, kegiatan dilakukan secara bertahap dan spot-spot. “Tahapan awal ini, hanya beberapa dari lantai ruangan dan juga plapon bagian atas yang diganti dan perbaiki. Termasuk juga perbaikan saluran drainase”, sebut Yohanes.

Sayangnya, baik Yohanes dan juga Risky (Konsultan Pengawas) Rehabilitasi Gedung Kelas III RSUD Pringsewu tidak bisa memberikan penjelasan detail soal kegiatan tersebut. “Plafonnya nanti rencananya pakai jenis apa?, Gipsum, PVC atau menggunakan triplek. Ruangan mana saja yang diganti kamar mandi dan juga lantainya”, tanya Aris Wahyudi kepada Risky.

Aris juga mengingatkan Risky supaya proses pengerjaan perbaikan lantai ruangan (penggantian keramik), terlebih dahulu dilakukan pengupas. “Jangan sampai keramik yang ada ini langsung main timbun tanah. Saya minta perataannya juga menggunakan mesin stemper guna menghindari keramik mudah amblas dan pecah nantinya”, tandas Aris. (Ful)