Daerah  

Soal Stok Oksigen, Ini Penjelasan Direktur RSBB

KALIANDA – Ditengah lonjakan gelombang kedua pandemi Covid-19, kebutuhan oksigen medis otomatis meningkat. Hal ini berbanding lurus dengan peningkatan jumlah pasien yang terpapar. Menurut Direktur Rumah Sakit Bob Bazar SKM (RSBB), dr Mediana Aprilia S.KM, Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Bagi pasien bergejala, salah satu indikasi khusus adalah mengalami sesak nafas.

“Bila saturasi oksigen dibawah 90, harus segera diberikan bantuan oksigen. Sesak nafas itu disebabkan infeksi di paru. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen dalam pelayanan covid ini sangat lah vital. Tidak heran jika stok oksigen di banyak rumah sakit menjadi berkurang, bahkan cenderung langka atau sulit didapatkan,” ungkap Mediana kepada wartawan saat meninjau langsung distribusi oksigen bagi pasien di ruang isolasi, Rabu 7 Juli 2021.

Diungkapkan Mediana, secara umum kebutuhan oksigen keseluruhan pelayanan di RSBB adalah 400 tabung setiap harinya. Namun ditengah lonjakan penambahan pasien tidak serta-merta penambahan kuota tabung oksigen oleh suplier.

“Awal sebelum lonjakan, kebutuhan harian kami 60-80 tabung. Namun begitu terjadi lonjakan pada April sekitar 30-an pasien, Mei kurang lebih penambahan 36 pasien hingga puncaknya di Bulan Juni bertambah 86 pasien maka kebutuhan oksigen pun otomatis meningkat. Permintaan penambahan kuota pun terganjal dengan tingginya permintaan oleh fasilitas pelayanan kesehatan di luar kami. Tapi Alhamdulillah, pengiriman step by step terus meningkat. Biasanya 80-100 tabung perhari, sekarang meningkat 131 tabung, bahkan hari ini tadi  kami jemput bola dengan truck pinjaman dari Pemda mengambil langsung tabung oksigen ke gudang suplier,” imbuh dokter yang familiar disapa dr Nana ini.

Salah satu upaya mengatasi kelangkaan oksigen ini, terus Nana, adalah dengan pemanfaatan dan penggunaan oksigen bagi pasien covid sesuai dengan rekomendasi atau petunjuk dokter. Seperti dengan dilakukan sentralisasi jaringan oksigen dan penyesuaian penggunaan oksigen sesuai kebutuhan pasien yang direkomendasikan dengan skala, 5, 10 dan 15 NRM.

“(Oksigen) Diprioritaskan kepada pasien dengan gejala berat sesak nafas. Penggunaan oksigen pun kepada pasien agar  sesuai dengan kebutuhan, sesuai  yang direkomendasikan oleh dokter. Jika dokter merekomendasikan penggunaan oksigen dengan frekuensi 10 NRM maka itu untuk dapat ditaati,” tutur Nana.

Dalam kesempatan itu, terlihat Nana mewanti-wanti kepada petugas ruangan isolasi untuk dapat terus memantau kebutuhan oksigen pasien, sehingga oksigen dapat terdistribusi ke pasien sesuai kebutuhan kesehatan.

“Untuk masalah oksigen ini, kepada pihak keluarga pasien saya harapkan agar jangan panik. Kami, dari pihak manajemen rumah sakit akan tetap terus mengupayakan ketersediaan dan kebutuhan oksigen, terutama bagi pasien Covid,” tukas mantan KUPT Puskesmas Ketapang ini seraya mengaku bahwa dirinya saat ini telah berkomunikasi dengan sejumlah perusahaan suplier oksigen lain untuk  menjamin ketersediaan oksigen di RSBB sesuai dengan kebutuhan.

(row)