Tingkatkan Kecakapan Pada Era Digital, Webinar Program Literasi Digital Kembali Hadir Di Lampung Selatan

KALIANDA – , Program Literasi Digital yang diluncurkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Republik Indonesia (RI), kembali hadir untuk masyarakat Lampung Selatan.

Kegiatan itu diselenggarakan secara Webinar melalui aplikasi zoom meeting dan live streaming pada channel youtube Literasi Digital Sumatera 2. Kali ini webinar mengusung tema Menjadi Cerdas di Era Digital, Selasa (14/9/2021).

Pada webinar yang dimoderatori oleh Anggi Julivan seorang Profesional MC dan Founder Intisazari Digital itu, menghadirkan empat pemateri yang menampilkan materi dengan topik berbeda-beda.

Keempat pemateri tersebut yaitu, Kepala Bidang Komunikasi Publik Diskominfo Lampung Selatan Aidil Adrian Pattikraton menyampaikan materi dengan topik kecakapan digital, Research dan Development GK invest Deky R Suwarna menyampaikan materi dengan topik keamanan digital.

Selanjutnya, Ketua Divisi Perempuan Dalam Adat RPA Lampung dan Kepala UPT SMPN 4 Tulang Bawang Barat menyampaikan materi dengan topik etika digital, dan pemateri terakhir Sekretaris Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung Anggalana menyampaikan materi dengan topik Budaya Digital.

Pada kesempatan itu, Pemateri pertama Aidil Adrian Pattikraton menjelaskan terkait dengan peranan marketplace pada era digital. Dimana pada tahun 2021 total transaksi marketplace diperkirakan meningkat ke kisaran Rp. 330 triliun hingga Rp. 350 triliun.

Untuk diketahui berdasarkan data, dari 274, 9 juta penduduk Indonesia terdapat 202,6 juta penduduk yang aktif menggunakan internet. Dari jumlah pengguna internet aktif tersebut sebanyak 78,2 persen aktif dalam dunia e-commerce.

“Untuk itu sangat penting kita sama-sama paham dan sama-sama cerdas untuk berkecimpung di dunia marketplace,” ungkap Aidil dalam paparannya.

Lebih lanjut Aidil memaparkan, secara umum marketplace yang terdapat di Indonesia mempunyai 4 model, model pertama yaitu business to business, model kedua business to consumer, model ketiga consumer to consumer, kemudian model keempat online to offline.

“Nah yang paling banyak model kedua ini ada  business to cunsumer, biasanya dari perusahaan ke consumer langsung atau dari toko ke consumer,” ungkapnya lebih lanjut.

Perubahan metode penjualan dari offline ke online ini, menurut Aidil, dapat menjadi salah satu peluang besar dalam memajukan perekonomian di Indonesia. Ditambah lagi dengan berbagai kemudahan serta kenyamanan yang bisa didapat oleh penjual dan pembeli dalam penggunaan pasar digital.

Kemudahan tersebut diantaranya, efektif dan efisien, jangkauan pasar yang sangat luas, beragam pilihan platform, kemudahan metode pembayaran, beragam varian produk, kemudahan dalam komparasi produk, dan banyaknya promosi.

“Dan yang paling menarik dengan menggunakan marketplace ini biasanya banyak promosi. Ada Waktu Indonesia Belanja misalkan, ditanggal-tanggal cantik ada diskon gede-gedean dan yang lain sebagainya. Inilah kelebihan yang jarang diberikan oleh pasar konvensinal,” katanya.

Berdasarkan hal tersebut, Aidil kembali mendorong masyarakat Indonesia terutama Kabupaten Lampung Selatan agar tidak pernah ragu dalam menggunakan berbagai platform marketplace. Dengan demikian diharapkan mampu mendorong masyarakat Indonesia untuk bersama-sama berhasil dalam era perekonomian digital.

“Jangan pernah bosan, jangan pernah ragu untuk mencoba hal-hal yang positif di dunia digital. Jangan pernah ragu untuk bertanya, jangan pernah ragu untuk posting, hal itu yang akan membawa kita masuk ke dunia digital dan kita sama-sama berhasil di era ekonomi digital,” tutupnya. (ptm).