KALIANDA – PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHBun) Kabupaten Lampung Selatan, Bambang Wahyudi ditengarai rekayasa 2 kegiatan pengadaan bahan pertanian melalui belanja secara elektronik (E-Purchasing) pada aplikasi E-Katalog.
Bersumber pendanaan APBD 2025, masing-masing kegiatan pengadaan tersebut yakni, belanja bibit hortikultura senilai Rp49.820.000 & bahan kimia pemeliharaan & pengendalian tanaman perkebunan senilai Rp85.925.000. Untuk diketahui 2 kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Gampang Berbusa, yakni program ketahanan pangan dengan pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam aneka buah dan sayuran yang bisa langsung dimanfaatkan.
Ditelusuri melalui situs SPSE Inaproc, untuk kegiatan belanja bibit hortikultura berkontrak pada 4 Maret dan 7 Maret untuk belanja bahan kimia pertanian via e-purchasing pada aplikasi E-Katalog dengan vendor sebagai pihak penyedia jasa adalah Toko Fajar Kebajikan.
Namun ganjinya, saat ditelusuri pada aplikasi E-Katalog teranyar yaitu versi ke-6, tidak ditemukan vendor ‘Toko Kebajikan’ sebagai penyedia jasa, tidak hanya barang-barang pertanian, bahkan tidak terdeteksi pada bidang usaha lainnya.
Dikonfirmasi melalui sambungan telepon aplikasi WhatsApp, Kepala Seksi Pupuk pada DTPHBun ini kekeuh pelaksanaan kegiatan pengadaan tersebut melalui belanja secara elektronik pada aplikasi E-Katalog versi 6. Bambang berdalih bahwa penyertaan e-cortex sebagai salah satu syarat transaksi oleh vendor merupakan bukti kuat bahwa Toko Fajar Kebajikan adalah vendor resmi yang terdaftar di E-katalog versi 6.
“Sebenarnya kegiatan itu kan ada pada bidang yang membidanginya. Tapi soal itu, buktinya (transaksi) ada di penggunaan e-cortex (digitalisasi sistem pajak), pembayaran (e-purchasing) pakai e-cortex, gak mungkin kan kalo gak resmi pakai e-cortex,” imbuhnya seraya kekeuh bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut melalui aplikasi E-Katalog versi 6.
Sementara, Plt Kepala Dinas TPHBun, Mugiyono saat disambangi di kantornya, dikatakan oleh pegawai di instansi tersebut sedang tidak berada di kantor. Pegawai tersebut menyarankan supaya dihubungi melalui HP androidnya.
“Bapak gak ada di ruangan, coba dihubungi dulu lewat WA (WhatsApp) biar bisa janjian apa keperluannya,” ujarnya tersenyum ramah setelah mengecek ke ruang kepala dinas.
(*)