Persoalan Surutnya Debit Air di Telaga Gupit, Belum juga bisa Teratasi

Beginilah, kondisi debit air di objek wisata telaga gupit Kecamatan Gadingrejo yang terus menyusut dan kering
Beginilah, kondisi debit air di objek wisata telaga gupit Kecamatan Gadingrejo yang terus menyusut dan kering

GADINGREJO – Kondisi objek Wisata Alam Telaga Gupit di Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu, memprihatinkan.

Selain sudah tidak lagi dilirik oleh pengunjung dan sepi, persoalan kekeringan yang melanda objek wisata ini, hingga kini belum juga bisa diurai.

Alhasil, sejak enam bulan terakhir di tahun 2019 ini, pengunjung yang mampir dan singgah ke telaga gupit pun tinggal hitungan jari.

Sungkono, Pengelola Telaga Gupit saat dikonfirmasi wartawan lampungraya.id., di lokasi Telaga Gupit, Selasa (23/07) mengatakan, kalau warga atau pengunjung yang datang sudah sangat sepi.

“Mulai sepi sekali pengunjung sejak April hingga sekarang mas. Faktornya, salah salah satunya karena air di gupit juga surut dan kering”, ungkap Sungkono.

Menurut Sungkono, air yang ada di Telaga Gupit selama ini juga dimanfaatkan oleh P3A Tegalsari Kecamatan Gadingrejo, dan juga P3A Pujorahayo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran setiapkali memasuki musim tanam (MT) gadu dan kemarau.

“Objek wisata ini sebenarnya bernama Bendung Way Pujorahayu dan bukan cek dam gupit. Setelah diresmikan menjadi objek wisata alam sejak desember 2017 lalu, orang lebih mengenal dengan nama dan sebutan telaga gupit”, jelas Sungkono yang juga sebagai Ketua Kelompok Pembina Lapangan (KPL) Organisasi P3A dan Kelompok Sadar Wisata Telaga Gupit (Way Pujorahayu).

Sungkono berharap, Way Pujorahayu kedepan benar-benar bisa dikelola dan kembangkan, layaknya objek wisata alam pada umumnya.

“Supaya kondisi air di bendung ini bisa terus stabil, maka harus dikoneksikan ke jaringan Way Padang Ratu yang melintasi wilayah pekon tulung agung. Ini salah satu langkah yang menurut saya, juga perlu dilakukan pemerintah daerah”, ucap Sungkono yang sejak tahun 1988 diangkat menjadi petugas penjaga Bendung Way Pujorahayu.

Jumiati, pedagang kopi dan jajanan di lokasi Wisata Telaga Gupit saat dimintai tanggapanya mengatakan, pengunjung yang datang sudah sepi dan tidak tidak bisa di pastikan.

“Kalau dulu, setiap sabtu dan minggu, pengunjung yang datang lumayan ramai, tapi sekarang sepi. Apalagi, kalau pas musim kemarau seperti sekarang ini dan airnya juga surut”, ucap Jumiati yang mengaku sudah dua (2) tahun berjualan di lokasi Telaga Gupit.

Jumiati juga mengaku, pendapatanya dari berjualan kopi dan jajanan juga merosot drastis.

“Kalau dulu, sehari saja jualan bisa dapet duit 300-an ribu. Kalau sekarang, boro-boro mas, ada yang mampir aja sudah bersyukur”, keluhnya.

Jumiati juga berharap, fasilitas yang ada di objek wisata telaga gupit bisa ditambah, seperti misalnya dibuatnya tempat khusus bagi pengunjung untuk selfie.

“Jadi, orang datang kesini juga gak bosen, karna ada banyak fasilitas yang bisa dinikmati”, katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Pringsewu Samsir Kasim saat dikonfirmasi melalui sambungan What Apps-nya mengatakan, pihaknya sudah berupaya berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, Kawasan Permukiman dan Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Lampung.

“Sudah sempat saya sampaikan, masalah kekeringan gupit itu ke Dinas PU Propinsi Lampung, supaya bisa dibuatkan sumur bor. Tapi sampai sekarang, belum juga ada tanggapan dan realisasi”, ucap Samsir.

Diakui Samsir, kalau di setiap musim kemarau, kondisi air di Telaga Gupit akan surut dan kering.

“Saya juga sudah sempat mengajak dinas pertanian dan juga lingkungan hidup untuk duduk bareng, mencari solusi mengatasi masalah kekeringan itu. Tapi, belum ada respon dan tanggapan juga”, ungkap Samsir.

Pantauan wartawan lampungraya.id., di lokasi Objek Wisata Telaga Gupit, kondisi airnya menyusut hingga endapan lumpur yang ada juga begitu terlihat jelas.

Hanya ada dua buah perahu yang disandarkan, serta seorang warga tengah menjaring ikan. Sementara, belasan gubuk yang berdiri berjejer pada kanan dan kiri bibir bendung, juga kosong.

Hanya ada dua pedagang di lokasi objek wisata ini yang menjajakan dagangannya, meski tidak ada pengunjung. (Full)