KALIANDA – Ketua Dewan Anak Adat Kabupaten Lampung Selatan, Andi Azis menyindir salah satu anggota tim pemenangan pilkada yang bersikap arogan saat memberikan keterangan bantahan kepada pihak Pers. Selain itu, bantahan tersebut menurut Andi Azis hanya sebuah omong kosong karena tanpa disertai data juga bukti sebagai pendukung pernyataan dalam sebuah dalil yang kuat.
Menurut Andi, jika bantahan tersebut hanya dengan modal rangkaian kata-kata bersilat lidah saja, maka persepsi masyarakat yang awalnya hanya suatu kecurigaan, bakal menjadi sebuah keyakinan. Bahwa, kabar dan berita adanya dugaan rekayasa yang mencatut nama kader dan simpatisan koalisi paslon 01, Nanang Ermanto – Antoni Imam, adalah sebuah kebenaran sejati yang tak lagi bisa terbantahkan.
“Yang namanya data, itu dibalas juga dengan data. Tapi kalau data lalu kemudian dijawab hanya dengan bermodalkan kata-kata, tanpa didukung dengan sebuah fakta, lantas siapa yang mau percaya. Yang terjadi adalah, masyarakat malah makin menjadi yakin, jika upaya rekayasa tersebut memang benar-benar dilakukan oleh tim relawan Laju Bara yang notabene adalah bagian dari tim pemenangan paslon 02,” ujar Andi Azis, Kamis malam 31 Oktober 2024.
Andi Azis pun kemudian tak lagi sungkan mengkritik sejumlah anggota tim pemenangan 02 yang secara nyata menunjukkan sikap arogan yang mengurangi rasa simpatik, baik itu di depan masyarakat, media bahkan kamera netizen. Menurut Andi Azis, sikap arogansi tersebut dilatarbelakangi karena merasa memiliki pelindung orang kuat.
Bahkan sikap arogan itu, terus Andi, sempat ditonton oleh jutaan pemirsah melalui sebuah acara siaran TV nasional. Dimana salah satu anggota tim terlibat ribut mulut dengan anggota Bawaslu Lampung Selatan yang hanya ingin sekedar menjalankan tugasnya memberikan himbauan kepada masyarakat.
“Seperti saat dimintai klarifikasi oleh wartawan terkait adanya dugaan rekayasa deklarasi, bukannya membantah secara santun, objektif dan disertai dengan dalil-dalil sebagai penguat pernyataan, anggota tim pemenangan ini malah bersikap arogan, dengan balik menantang supaya masalah tersebut dilaporkan saja ke aparat penegak hukum,” imbuh Andi Azis seraya mengatakan bahwa masalah-masalah politik tidak hanya terkait dengan perkara hukum, namun kerap bersinggungan dengan masalah etika.
Namun demikian, Andi Azis mengungkapkan bahwa rangkaian sejumlah peristiwa, baik itu adanya rekayasa deklarasi dukungan oleh tim relawan, pembagian sesuatu yang ilegal karena faktor kesehatan, ujaran kebencian oleh timses, kampanye hitam, ditambah lagi dengan dipertontonkannya sikap-sikap negatif tim, seperti sikap arogansi tersebut, menurut Andi Azis, hal tersebut tentunya akan memiliki konsekuensi yang serius terhadap citra figur kandidat.
“Segala sesuatu yang bersifat nyata, seperti pergerakan, tindakan, apalagi sikap dalam suatu kegiatan politik, tentunya pasti memiliki konsekuensi logis. Bisa saja itu berdampak baik ataupun negatif. Semuanya tergantung apa yang dilakukan dan bagaimana mendapatkan penilaian dari masyarakat,” pungkasnya.
(*)