KALIANDA – Ketua Umum Gema Masyarakat Lokal (GML), Rizal Anwar menilai kinerja Badan Pengawas Pemilu Lampung Selatan (Bawaslu Lamsel) tidak becus, lelet dan juga tidak sigap. Kata Rizal, Bawaslu Lamsel terkesan terkesan bermain aman saja, dengan berlindung atas prosedural perkara kepemiluan.
Bawaslu Lamsel juga, terus Rizal Anwar, dirasa sekedar menjalani rutinitas sebagai sebuah kewajiban untuk menghindari balak saja. Alhasil, bawaslu dinilai kurang memiliki rasa tanggung jawab serta tidak memiliki integritas yang tinggi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
Menurut Rizal, hal ini dapat diketahui olehnya saat mendampingi tim kuasa hukum paslon 01 Nanang Ermanto – Antoni Imam ke sekretariat Bawaslu untuk mempertanyakan progres pelaporan oleh tim paslon 01. Dimana, kinerja bawaslu terkesan monoton dan kurang maksimal.
“Ditanya progres laporan, malah dijawab nanti saja. Nanti tunggu. Padahal bukti maupun saksi telah lengkap. Mau apa lagi, kok terus-terusan ditunda. Kami hanya ingin keadilan, kalau salah katakan salah, kalau sebaliknya, mana dalihnya. Warga masyarakat di luar sana masih menanti kinerja bawaslu,” ujar Rizal, Selasa 26 November 2024.
Diungkapkan Rizal, dengan ditopang anggaran yang sangat besar, bawaslu mestinya dapat bekerja secara dinamis dengan tata kelola manajemen kerja yang efektif dan efisien. Mana yang prioritas yang perlu didahulukan, mana yang sifatnya hanya perlu tahapan prosedural. Kata Rizal, bawaslu malah mengedepankan kinerja berbasis birokrasi serta administrasi yang tidak perlu.
“Dinamis dong, mana perkara yang belum lengkap kan bisa dikomunikasikan, bisa dikoordinasikan secara langsung tanpa birokrasi yang rumit, ini kan supaya bawaslu dapat bekerja secara efektif, efisien, profesional dan juga bertanggung jawab. Kok ini sepertinya monoton banget. Habis waktu, kemudian dijawab kurang saksi, kurang bukti. Tapi tidak pernah ada komunikasi sebelumnya. Itu namanya tidak bertanggung jawab, tidak memiliki integritas,’ imbuhnya.
Untuk itu, Rizal meminta kepada bawaslu dapat bekerja secara maksimal dengan mengedepankan independensi, objektifitas dan berkeadilan. Dikatakan Rizal, hal itu berlaku secara umum, tidak hanya untuk kubu sini atau kubu sana saja. Kalau memang salah, sambung Rizal, tegaskan memang salah. Jika tidak, maka ungkap dalihnya secara objektif.
“Kami sebagai Rakyat hanya menginginkan bawaslu berlaku secara benar, sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan tanpa melihat latar belakang ataupun siapa pihaknya. Apalagi bawaslu itu digaji cukup besar dan dibiayai kegiatannya dengan uang rakyat cukup besar. Mana tanggung jawab bawaslu kepada masyarakat? Apakah harus keadilan rakyat yang bicara,” pungkasnya.
(*)