Daerah  

Gelaran IMTF Disebut Pungli, Aliansi Wartawan Sebut Oknum Pengacara Kondang Jangan Asal Jeplak

KALIANDA – Pernyataan seorang pengacara asal Bandarlampung yang katanya kondang, bahwa pelaksanaan Indonesia Milenial Teacher Festival (IMTF) menjadi sorotan publik karena terindikasi pungli  pasalnya membebankan iuran tanpa dasar, seperti yang dilansir di sebuah media daring merupakan pernyataan yang menyesatkan tanpa kajian dan klarifikasi ke pihak yang di maksud.

Untuk diketahui, pelaksanaan IMTF sejatinya adalah workshop atau pelatihan untuk peningkatan kompetensi guru dalam mengajar yang diselenggarakan oleh TVOne.

“IMTF adalah rangkaian event dari program stasiuan televisi nasional yakni tvOne pada bidang pendidikan dan merupakan bagian dari program “Guru Penggerak Merdeka Belajar” yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kompetensi para guru,” ujar promotor IMTF, Herdinal Sky kepada wartawan, Senin 27 Juni 2022.

Dijelaskan, salah satu tujuanya untuk meningkatkan kapasitas guru dalam memberikan pembelajaran secara daring mengingat sejak Maret 2020 lalu, sistem belajar mengajar di Indonesia dilakukan di rumah lantaran pandemi Covid 19.

“Profesi  guru harus mampu mengimbangi perubahan jaman, karakter dan perilaku siswa terlebih saat ini sudah memasuki era digital dan informasi elektronik sehingga terjadi perubahan dan guru dituntut harus bisa beradaptasi,” imbuhnya.

Masalah penjualan tiket, menurut pria berdarah Minang ini adalah hal yang lumrah dalam sebuah event. Dimana dalam event itu akan diisi kegiatan berupa festival, seminar dan workshop guru nantinya bisa membentuk guru yang siap menghadapi tantangan jaman digital dengan menguasai perangkat penunjang pembelajaran secara daring seperti komputer dan ponsel.

“Yang namanya event, festival, terkadang perlombaan, sudah umumlah melakukan penjualan tiket. Seperti lomba kicau burung, lomba balap motor dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Dijelaskan Herdinal, kegiatan IMTF ini digelar dan ditayangkan oleh TVOne sejak 2019. Sudah puluhan daerah kabupaten dan kota yang telah berpartisipasi.

“Peserta guru diberikan pelatihan, sertifikat akomodasi dan doorprize. Dengan harga Rp150 ribu. Pemateri kami hadirkan kelas nasional, ada Kak Seto dan sebagainya. Jadi, kami disini juga mohon masukannya,” tukas Herdinal.

Sementara, Ketua Aliansi Wartawan Lampung Selatan Sior Aka Prayudi mengaku heran dengan sejumlah statemen pengacara yang infonya kondang tersebut.

Menurut wartawan senior ini, ada tendensi apa seorang pengacara kerap memberikan statemen di media terkait daerah kabupaten Lampung Selatan. Namun sayangnya, terus dia, pernyataan tersebut sepertinya asal jeplak alias asal bunyi.

“Setahu saya, bagi pemilik brand usaha reputasi adalah segalanya. Segala pernyataan di media massa mestinya dipelajari dahulu secara komprehensif. Dikaji secara mendalam, agar nantinya tidak menjadi bahan tertawaan bagi pembacanya,” tutur mantan reporter TV Nasional ini.

(row)