Daerah  

Komunitas TB-HIV Care Aisyiyah Pringsewu Dorong Lahirnya Perbup

Kegiatan FGD yang diselenggarakan komunitas TB-HIV Care Aisyiyah Pringsewu di Regency Hotel, Gadingrejo
Kegiatan FGD yang diselenggarakan komunitas TB-HIV Care Aisyiyah Pringsewu di Regency Hotel, Gadingrejo

GADINGREJO – Masih lemahnya komitmen bersama (eksekutif, legislatif dan stakeholder) dalam upaya penanggulangan tubercolosis (TB) di Kabupaten Pringsewu, menjadi salah satu permasalahan dari belum bisa dilakukannya pemeriksaan (screening) terhadap terduga TB.

Hal ini juga yang menjadi topik bahasan dalam Focus Group Discussion (FGD) Policy Review District Level, Community TB-HIV Care Aisyiyah Pringsewu”
di Hotel Regency, Kecamatan Gadingrejo, Kamis (04/07).

Menurut M Iqbal Wahid Triyono, Koordinator Program Sub Sub Recepient (SSR) TB-HIV Aisyiyah Pringsewu mengatakan, regulasi baik itu berupa Peraturan Bupati (Perbup) dan juga Peraturan Daerah (Perda) menjadi hal penting, sebagai langkah mendorong dan membangun komitmen yang ada.

“Salah satu target kita yakni, mendorong lahirnya Perbup. Sebab, proses pengendalian TB ini membutuh dukungan seluruh elemen yang ada, termasuk stakeholder”, jelas Iqbal.

Iqbal mengemukakan, dari capaian yang dilakukan komunitas TB-HIV Care Aisyiyah Pringsewu dari Januari-Mei 2019,
angka penderita TB di Bumi Jejalan Secacanan masih cukup tinggi.

“Untuk terduga TB jumlahnya ada sebanyak 661 orang. Sementara, yang positif menderita TB ada 96 orang”, ungkap Iqbal.

Sementara itu, Herlambang, Kasi P2M (pencegahan penyakit menular) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu mengatakan, pelayanan di bidang TB menjadi salah satu standar pelayanan minimal (SPM) di daerah.

“TB merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang mengancam nyawa. Lemahanya komitmen lintas sektoral, ini juga menjadi salah satu permasalahan mendasar dalam penanganan TB”, sebut Herlambang.

Herlambang memaparkan, Dinas Kesehatan Kabupaten Pribgsewu saat ini tengah menyusun draf Perbup tentang penanggulangan TB.

“Targetnya, di tahun ini Perbup bisa selesai dan di tahun depan, sudah bisa kita sosialisasikan”, ucap Herlambang di hadapan para peserta FGD yang terdiri dari beberapa lembaga profesi seperti IBI, PPNI.

Herlambang juga mengemukakan apa yang menjadi prioritas masalah dalam penanganan TB di Kabupaten Pringsewu.

“Ada banyak faktor seperti angka penemuan kasus TBC/CDR masih dibawah target nasional. Kemudian, masih kurang sensitif dalam penjaringan suspect TBC oleh pelayanan di puskesmas, fasilitas kesehatan tingkat pertama dan juga rumah sakit”, ungkap Herlambang.

Acara FGD juga dihadiri perwakilan dari bagian hukum Setdakab Pringsewu, NGO, perwakilan dari rumah sakit dan juga OKP. (Ful)