Daerah  

Kualitas Bangunan Drainase dan Rabat Beton di Tanjung Dalam diragukan

Ini lah salah satu kegiatan fisik berupa drainase di Dusun I RT 01 Pekon Tanjung Dalam, Kecamatan Pagelaran

PAGELARAN – Hasil dari pekerjaan pembangunan jalan rabat beton dan drainase yang memanfaatkan dana desa (DD) Tahun 2019 di Pekon Tanjung Dalam, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu diragukan.

Penulusuran dan investigasi wartawan lampungraya.id., di lapangan ditemukan, adanya beberapa item teknis dalam pembangunan drainase yang diduga tidak dilaksanakan.

Seperti masalah pasir pasang yang tidak digunakan dalam pembuatan lantainisasi drainase, sehingga air bisa mengalir normal.

Selain itu, ditemukan juga adanya keretakan pada bibir drainase dan kedalamannya yang tidak maksimal dan bergelombang.

Dampaknya, air limbah buangan dari rumah tangga yang masuk kedalam saluran drainase, tidak bisa mengalir normal dan mengendap di tengah-tengah saluran.

Sugiarti, warga Dusun I RT 01 Pekon Tanjung Dalam yang rumahnya dilintasi drainase mengaku bersyukur dengan dibangunnya drainase.

“Disini memang sering banjir pak, kalau saat hujan. Adanya drainase ini memang cukup membantu, tapi mungkin karna kedalamannya, air buangan dari rumah tidak bisa mengalir”, ucap Sugiarti.

Kepala Pekon Tanjung Dalam Rachmawati saat dikonfirmasi berkaitan dengan kegiatan fisik drainase dan rabat beton mengaku tidak tau pasti, baik dari sisi anggaran yang terserap maupun teknis di lapangan.

“Sebentar, saya telpon dulu TPK-nya untuk datang kesini menjelaskan. Sebab, terlalu banyak kegiatan fisik yang menggunakan dana desa disini dan saya tidak hafal”, ucap Rachmawati.

Dony Setiawan, Ketua TPK DD di Pekon Tanjung Dalam saat dikonfirmasi menjelaskan untuk drainase memiliki type 25 × 40.

“Lebar 25 centimeter dengan kedalaman 40 centimeter. Kita kerjakan bangunan yang ada, sesuai dengan perencanaan pak”, sebut Dony.

Dony membenarkan, kalau bangunan jalan rabat beton yang lokasinya tepat berada di samping rumah kepala pekon tanjung dalam, merupakan kegiatan dana desa (DD).

“Kalau untuk BUMDES, kegiatan usaha yang dikembangkan gas lpg, BRI Link, kangen water dan penjualan pupuk saat musim tanam. Tetapi hasilnya memang belum kelihatan sekarang mas,” katanya.

Selain itu, penempatan lokasi dimana jalan rabat beton dibangun juga dinilai tidak memiliki manfaat lebih.

Sebab, jalan rabat beton tersebut justru tidak terkoneksi ke jalan lain (jalan buntu) dan sebatas melintasi beberapa rumah warga saja. (Ful)