Daerah  

Minimalisir Pembakaran Jerami, Dinas Pertanian Pringsewu Kembangkan Jamur Merang

Proses pembasahan jerami padi, sebagai tahapan awal pembuatan jamur merang

GADINGREJO – Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu melalui Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) setempat kembangkan jamur merang.

Langkah yang dilakukan Dinas Pertanian Pringsewu ini, sebagai salah satu upaya meminimalisir aksi pembakaran jerami padi yang biasa dilakukan petani usai panen.

Dwiyanto Sulistiyo, Kabid TPH pada Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu kepada wartawan lampungraya.id menjelaskan, ada banyak manfaat yang bisa diambil dari proses pengembangan jamur merang ini.

Pertama sebut Dwi, dilihat dari sisi ekonomi, jamur merang cukup memiliki nilai ekonomis.

“Jamur merang ini bisa menjadi sumber pendapatan tambahan bagi petani. Sebab, harga jamur merang di pasaran saat ini mencapai 30 ribu per kilogram”, ucap Dwi, Rabu (03/07).

Sementara, manfaat lainnya lanjut Dwi yaitu, kompos yang dihasilkan dari media jerami bisa menjadi pupuk guna mengembalikan tingkat kesuburan tanah.

“Artinya, dari sisi ekonominya ada dan dari sisi ekologi dan juga pertanian ada. Ini sebagai piloting project dalam memaksimalkan fungsi dari jerami padi itu sendiri”, urai Dwi diamini Kepala UPTD Pertanian Gadingrejo Yuni Hartono.

Yuni Hartono berharap, upaya yang sudah dilakukan Dinas Pertanian bisa dikembangkan di tingkat kecamatan.

“Kedepan harapannya, pengembangan jamur merang ini bisa jadi kegiatan, baik itu di kelompok tani dan juga wanita taninya”, ucap Yuni.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu Iskandar Muda saat dikonfirmasi mengatakan, apa yang dilakukan sebagai sebuah bentuk inovasi di bidang pertanian.

“Ini merupakan sebuah potensi yang perlu dikembangkan. Kedepan secara bertahap, paling tidak petani akan terbiasa memanfaatkan jerami padi menjadi kompos dan lainnya”, ucap Iskandar.

Iskandar juga berharap, kegiatan pemanfaatan jerami padi bisa disosialisasikan secara luas kepada petani.

“Apa yang sudah dilakukan, ini juga bisa dilakukan temen-temen petani yang ada di tingkat kecamatan nantinya”, ujar Iskandar.

Untuk diketahui, siklus dalam proses jamur merang ini, membutuhkan waktu selama 40 hari.

Dimana, 20 hari proses persiapan dan penumbuhan bibit, dan 20 hari berikutnya adalah masa panen.

Mula-mula, jerami padi yang dikumpulkan dilakukan pembasahan (direndam air) terlebih dahulu.

Setelah itu, jerami yang sudah basah dimasukan kedalam media pengomposan dan sebelumnya, ditaburi serbuk kapur (dolomit), lalu dilakukan proses fermentasi selama empat (4) hari.

Setelah itu, tumpukan jerami dibuka untuk di bolak-balik dan ditaburi dedak halus (bakatul), dan selanjutnya dilakukan fermentasi ulang selama empat (4) hari.

Memasuki hari ke 9, jerami dimasukan kedalam kubung (rumah jamur) dan disusun dalam rak.

Selanjutnya, dilakukan sterilisasi (penguapan) selama 4 hingga 5 jam, dengan suhu diatas 70 derajat celcius.

Di hari ke 10, bibit jamur merang ditaburkan secara merata pada jerami yang tersusun di rak dalam kubung.

Paska itu, 10 hari kemudian, proses pemetikan (panen) jamur merang bisa dilakukan secara bertahap di setiap harinya. (Ful)