Daerah  

Nanang Soal Kebun Edukasi, Dari Gagasan, Gotong-royong Hingga Harapan Bermanfaat Bagi Masyarakat

KALIANDA – Bupati Lampung Selatan, Hi Nanang Ermanto mengungkapkan gagasan awal dibangunnya Kebun Edukasi lebih dari pemanfaatan lahan kosong di areal rumah dinas jabatan bupati di Desa Kedaton Kecamatan Kalianda. Dituturkan Nanang, pada 2020 silam di awal pandemi Covid-19 dia bersama jajarannya lebih banyak melaksanakan kegiatan di rumah dinas. Selain dijadikan posko satuan tugas Covid, kegiatan kedinasan yang sifatnya indoor memang diarahkan di Aula Sebuku yang ada di rumah jabatan kepala daerah itu.

“Awalnya kan waktu tahun pertama pandemi. Di rumah dinas ini, di Aula Sebuku memang kami jadikan posko. Kegiatan pun kami laksanakan di aula itu. Pertimbangannya Aula Sebuku itu kan ruangan terbuka, sirkulasi udaranya baik untuk menggelar kegiatan maupun pertemuan apalagi saat pandemi Covid ini,” kata suami dari Winarni ini saat bincang-bincang bersama sejumlah pewarta, Selasa 31 Agustus 2021.

Menurut Nanang, karena banyak kegiatan pertemuan dinas digelar di aula itu, dia bersama sejumlah kepala OPD terkadang tidak langsung pulang. Kadang waktu senggang dimanfaatkan bincang-bincang dan diskusi.

“Jadi pernah saat ngobrol-ngobrol itu pandangan kami ke halaman belakang. Dilihat kok gersang. Kemudian terpikir kenapa ngak ditanami saja supaya sedap dipandang mata dan udaranya tentu akan lebih sejuk.

“Jadi sejak saat itu lah tercetus ide untuk mengelola halaman belakang itu. Awal gagasannya lahan itu dapat ditanam tumbuhan agar terlihat hijau. Kemudian timbul ide tanaman yang bisa dimanfaatkan, maka awalnya itu ditanami beberapa tanaman buah-buahan seperti Semangka, Melon. Ya tanaman buah yang proses panennya tidak terlalu lama,” tuturnya.

Gayung pun bersambut, dari awalnya hanya menanam buah-buahan, ternyata selepas kegiatan atau saat ‘Break’  diketahui banyak ASN  yang tertarik melihat-lihat kebun buah.

“Akhirnya, idenya berkembang agar lahan itu dijadikan taman terpadu. Bahkan banyak kawan-kawan yang berinisiatif ikut menyumbang ide, tenaga dan bantu-bantu untuk sejumlah fasilitas di taman itu. Ya istilahnya kami gotong-royong lah. Toh, dari kami tapi pemanfaatannya untuk semua,” tutur Ketua DPC PDIP Lamsel ini.

Kendati begitu, Nanang menolak jika sumbangan dari kawan-kawan OPD dianggap ‘Sogokan’ atau gratifikasi atau apapun itu istilahnya. Karena menurut Nanang, itu semuanya tanpa direncanakan. Ditegaskan Nanang, kebun edukasi ini bukan untuk kepentingan pribadi. Jadi, lanjut Nanang, siapa pun bisa turut memberikan kontribusi dalam pengembangan pembangunannya.

“Sekali lagi saya tegaskan disini, idenya inikan bareng-bareng. Bangunnya pun sama-sama. Mau dari birokrat, swasta, dari masing-masing pribadi masyarakat, siapa pun boleh ikut bantu. Mau sumbang bata, pasir, cat atau mau nyumbang hewan peliharaan. Tidak dilarang, silahkan. Malah kami suruh kalau mau nyumbang,” kata Nanang seraya terkekeh.

“Gak direncanain nantinya bakal begini, atau begitu gak. Semuanya mengalir aja. Sifatnya bareng-bareng, gotong royong. Semuanya spontanitas saja. Alhamdulillah yang buat hati saya senang ini kan bisa bermanfaat bagi masyarakat. Saya pikir publik antusias,” ucap Nanang.

Nanang mengaku bersyukur, kebun edukasi ‘goying-royong’ ini ternyata dapat dimanfaatkan bagi masyarakat untuk sekedar tempat bermain anak-anak, tempat melepaskan penat. Menjadi salah satu pilihan tempat rekreasi bermain dan hiburan yang sehat dan murah bagi masyarakat.

“Yang pasti sehat, karena udaranya yang sejuk dan bisa menggerakkan badan. Bisa juga untuk joging atau jalan-jalan di sekitaran taman dan juga gratis,” tukas Nanang.

Lebih lanjut Nanang mengungkapkan, melihat perkembangan kebun edukasi ini semakin hari semakin  baik dan kompleks, maka nanti kedepannya untuk pemeliharaan akan dibebankan ke APBD. Karena jika melihat progressnya, kata Nanang, tidak bisa terus mengandalkan inisiatif dan bantuan tenaga dari kawan-kawan ASN.

“Makin lengkap ya, makin banyak fasilitas yang ada, koleksi-koleksi hewan peliharaan juga makin bertambah. Jadi kedepan masalahnya adalah perawatan dan pemeliharaan. Nanti kita usulkan di dalam APBD. Karena percuma kan, kita bagus-bagus bangun tapi tidak di rawat dan pelihara. Kalau selalu ngandelin bantuan tenaga dari kawan-kawan ASN, nanti pola perawatan dan pemeliharaan yang dilakukan kurang sistematis. Selain itu kan, mereka (ASN) juga punya kesibukan sendiri dengan tugas-tugas kedinasan,” pungkas Nanang.

Lebih lanjut Nanang mengungkapkan, manfaat dari kebun edukasi ini bukan saja sebagai tempat rekreasi yang murah dan sehat. Alhasil, keberadaan taman bermain ini ternyata juga memberikan efek positif bagi UMKM. Karena adanya titik keramaian, maka oleh pedagang makanan dimanfaatkan untuk bisnis kuliner.

“Ya kami bantu fasilitas tempat berdagang di jalur keluar-masuk kebun edukasi. Insya Allah bisa berjalan usaha kuliner, ya pelan-pelan namanya rintisan. Yang penting ini semua kan untuk kita, mari sama-sama kita jaga dan bisa bermanfaat untuk semua,” pungkas Nanang.

(row)