Penjajakan Pasar, Pemuda di Kediri Rintis Usaha Kopi Bubuk Pak Tani

Inilah produk kopi bubuk Cap Pak Tani, produksi pemuda Pekon Kediri, Kecamatan Gadingrejo

GADINGREJO – Pemuda di Dusun Brebes RT 06, Pekon Kediri, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu jajaki usaha pengolahan kopi bubuk dengan branch Pak Tani.

Usaha pengolahan kopi bubuk robusta yang bahan mentah kopinya berasal dari Suoh, Kabupaten Lampung Barat ini, baru mereka rintis sekitar satu bulan atau tepatnya paska hari raya idul fitri 1441 hijriyah.

“Biji kopi langsung kita ambil dan datangkan dari Souh, Lampung Barat. Kopi Cap Pak Tani ini pemerosesannya masih secara alamih dan menggunakan peralatan manual”, jelas Ahmad Akbar, penggagas kopi bubuk Cap Pak Tani didampingi Agustoro, yang mengurusi soal promosi Kopi Cap Pak Tani.

Menurut Akbar, awalnya ia mengolah biji kopi sebanyak 10 Kg. Kopi yang sudah di sangrai, kemudian ditiriskan dan diseterilisasi.

“Setelah itu, biji kopi yang sudah kita seterilisasi tadi, kita lakukan proses penggilingan. Saat ini dalam satu minggu, kita baru bisa memproduksi kopi bubuk sebanyak dua kali. Kita lagi coba penjajakan peluang pasar”, papar Akbar.

Proses penyangraian biji kopi yang masih dilakukan secara alamiah

Akbar mengemukakan, produk kopi bubuk Cap Pak Tani, saat ini pemasarannya masih sangat terbatas.

“Melalui bantuan temen, kopi cap pak tani sudah coba dipasarkan di kota metro untuk kalangan tertentu. Memang belum rutin permintaanya, tapi sudah sangat membantu dalam pemasaran produk kopi bubuk ini”, terang Akbar.

Kopi bubuk cap Pak Tani memiliki dua kemasan produk yakni kemasan 200 gram dan kemasan 100 gram.

Kemasan produk stand pouch (plastik klip) isi 200 gram, dijual dengan harga 15 ribu. Sementara, kemasan plastik biasa isi 100 gram, harga jual Rp7000.

“Target penjajakan pasar kita saat ini memang masih kelas menengah. Sebab, kopi ini memang memiliki cita rasa tersendiri”, imbuh Akbar. (Ful)