Daerah  

Sejumlah Pendamping PKH di Natar Disinyalir ‘Nyambi’ Jadi Suplier BPNT

KALIANDA – Sejumlah pendamping PKH di Kecamatan Natar disinyalir merangkap job sebagai agen dari suplier program sembako. Bahkan tak menutup kemungkinan para pendamping program dari Kementerian Sosial itu menyambi langsung sebagai suplier dan melakukan swakelola program tersebut untuk pengadaan sembako senilai Rp200 ribu setiap bulannya.

Hal ini diketahui setelah beberapa KPM (Keluarga Penerima Manfaat) yang dulu dikenal dengan program BPNT itu memberikan keterangan jika untuk pengambilan sembako di desanya di koordinir oleh pendamping PKH. Untuk diketahui, sesuai regulasi, peserta PKH otomatis menjadi penerima BPNT.

Ironisnya, usaha sampingan tersebut ditengarai dilakukan tanpa modal. Umumnya sebagai pengusaha, barang-barang untuk dijual harus disediakan terlebih dahulu. Baru kemudian konsumen membayar barang tersebut untuk dimiliki.

Namun dengan dalih pengecekan saldo, KPM diminta menyerahkan Kartu Sosial Sejahtera (KSS) untuk ditransaksikan secara transfer melalui mesin EDC yang memang disediakan oleh oknum pendamping.

“Bahasanya kami diminta untuk cek saldo, diminta datang ke rumah pendamping. Setelah kartu ATM kami serahkan, kemudian kami diberikan kertas tanda transaksi. Biasanya setelah beberapa hari, kami baru dikabari jika sembako sudah bisa diambil di rumah pendamping,” kata salah satu KPM di Kecamatan Natar ini seraya mewanti-wanti agar identitasnya tidak disebutkan, Senin 1 November 2021.

Kepada LR, KPM ini  tidak menampik jika praktek seperti ini telah berjalan sejak lama. Umumnya, KPM berfikir seperti itulah mekanisme pencairan BPNT yang berlaku. Sehingga, mayoritas KPM hanya manut saja seperti sapi yang dicucuk hidungnya.

“Yang kami tahu, memang seperti ini aturan mainnya. Karena kan tidak pernah ada penjelasan dan dilakukan secara terang-terangan. Kalau kami masayarakat ini hanya berharap bantuan sembako jangan terlalu lama diserahkan. Kemudian, barang-barangnya (Sembako) kualitasnya bagus dan jumlahnya sesuai dengan nilai bantuan,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, sebelumnya komposisi sembako yang diterima KPM adalah Beras Medium 10Kg, Telur ayam 25 butir, Kentang -+ 1Kg, Buah Pir 3 buah, Kacang Hijau 1/2 Kg dan sejumlah sayuran.

Sementara, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lampung Selatan, Dulkahar AP M.Si saat dikonfirmasi melalui aplikasi pesan WhatsApp, meski terlihat sedang online namun tidak menanggapi.

Begitu juga dengan Koorkab PKH wilayah III, Bejo sejumlah pertanyaan yang diajukan hanya dibaca, namun tidak ditanggapi sama sekali.

(row)