Daerah  

H.Suyatman Berhasil Kembangkan Sistem Pertanian Terpadu

H.Suyatman, Pegawai di Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu yang berhasil kembangkan sistem pertanian terpadu

PARDASUKA : H. Suyatman, salah seorang pegawai di lingkungan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Pringsewu yang tinggal di Pekon Pujodadi, Kecamatan Pardasuka, berhasil kembangkan sistem pertanian terpadu.

Pertanian terpadu ia mulai lakukan sejak dua tahun yang lalu, dengan cara menernak kambing dan sapi. “Integrasinya, kotoran hewan yang dikumpulkan, lalu di semprot dengan cairan biang kompos. Setelah itu, didiamkan dua hingga tiga minggu, baru kemudian di bawa ke sawah sebagai pupuk kandang yang sudah di fermentasi”, terang Suyatman kepada wartawan lampungraya.id., Senin (16/09).

Menurut Suyatman, pola integrasi yang dilakukannya mampu mengembalikan kesuburan tanah. “Tanahnya jadi lebih gembur dan tanaman padinya juga lebih hijau”, ucap Kabid Penyuluhan pada Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Pringsewu ini.

Sementara, dari air kencing sapi yang disalurkan ke bak penampungan, didalamnya ditanami dengan eceng gondok.

“Pertumbuhan eceng gondok juga jauh lebih hijau. Eceng gondok, saya manfaatkan sebagai pakan hijauan ternak seperti bebek dan ayam”, terangnya.

Menurut Suyatman, hewan ternak seperti bebek dan ayam yang diberi pakanan hijau seperti eceng gondok, mampu memiliki kekebalan terhadap serangan penyakit seperti flu burung.

“Alhamdulilah, selama dua tahun ini, bebek dan juga ayam yang saya pelihara tidak terkena penyakit”, kata Suyatman.

Dengan memanfaatkan rumput yang selama ini menjadi gulma sebut Suyatman, ia olah menjadi pakan (rangsum) ternak melalui proses fermentasi.

“Jadi, rajangan rumput di masukan kedalam tong dan di campur dedak, onggok kering dan tetes tebu serta EM 4 coklat khusus untuk ternak. Proses fermentasi berselang selama 4 hingga 5 hari, lalu sudah bisa diberikan kepada ternak sebagai pakan”, papar Suyatman.

Jadi sambung Suyatman, dengan silase (pakan ternak yang diawetkan), kita tidak perlu khawatir saat musim penghujan dan kemarau.

“Sebab, kita sudah punya stok pakan hasil fermentasi. Salah satu keuntungan dari sistem pertanian terpadu ini adalah, petani tidak hanya bergantung pada salah satu komoditas pertanian saja”, imbuh Suyatman.

Keuntungan lain dari sistem pertanian terpadu lanjut Suyatman, yakni meminimalisir dari kegagalan.

“Misalnya, saat kita tidak bisa mengandalkan hasil panen dari sawah, masih ada peluang lain yang bisa di ambil dari sistem pertanian ini. Seperti telor bebek, ayam dan hewan ternak lainnya”, pungkasnya. (Ful)