Daerah  

E-Warong Mogok, Desa di Jatiagung Salurkan Langsung Komoditi Dibubarkan Tim Covid-19

KALIANDA – Pengakuan mengejutkan dari pendamping PKH di Kecamatan Jatiagung terkait penyaluran bansos pangan untuk program sembako bulan Maret.

Menurut dia, hal yang sama terjadi di kecamatannya dimana keuntungan e-warong yang biasanya Rp7ribu, sejak Maret ini berkurang Rp3ribu menjadi Rp4ribu.

Hal tersebut diungkapkannya, berbuntut penolakan e-warong dalam menyalurkan langsung bansos pangan tersebut ke keluarga penerima manfaat (KPM).

“Sebagian besar e-warong mogok menolak menyalurkan komoditi bansos pangan ke KPM,” ungkapnya, Senin 6 April 2020.

Alhasil, terus dia, komoditi bansos tersebut disalurkan oleh pihak desa langsung ke KPM di balai desa. Padahal, sesuai PEDUM Penyaluran Sembako 2020, e-warong merupakan satu-satunya tempat yang diperbolehkan untuk menyalurkan komoditi bansos pangan langsung ke KPM.

“Bahkan, di salah satu balai desa antrian warga sempat dibubarkan oleh tim gabungan Koramil dan Polsek Jatiagung karena terjadinya kerumunan massa terkait pencegahan penyebaran Covid-19,” beber dia.

Menurutnya, komposisi penyaluran sembako di Kecamatan Jatiagung, beras premium 15Kg, telur ayam 15 butir dan kacang hijau 1/2 Kg dan keuntungan e-warong Rp4ribu.

“Yang membuat saya gagal paham, pernah ada pihak manajer suplier lain yang menawarkan komposisi komoditi lebih baik, seperti beras premium 15Kg, telur ayam 17 butir dan kacang hijau 1/2Kg serta keuntungan e-warong Rp8ribu, namun sepertinya tidak diindahkan,” beber dia.

Sementara, Ketua Ikatan Keluarga Kemuakhian Lampung Selatan (Ikam Lamsel), Ruli Hadi Putra menyatakan, contoh kasus di Kecamatan Jatiagung merupakan bukti rapat tikor kecamatan tidak mengakomodir kepentingan e-warong yang notabene pengurusnya adalah KPM yang diberdayakan.

“Tidak mungkin mogok (e-warong) jika ada harmonisasi komunikasi stakeholder, pihak terkait. Namun buktinya, kepentingan e-warong tidak terakomodir oleh tikor kecamata yang berbuntut mogoknya e-warong untuk menyalurkan langsung bansos ke masyarakat penerima. Jangan-jangan kalau saya boleh menduga, memang sudah ada pengkondisian tertentu,” tutur Ruli.

Untuk sekadar diketahui, meski pendamping program bansos pangan adalah tenaga kerja sukarela kecamatan (TKSK), namun seluruh peserta PKH adalah juga penerima bansos pangan dalam Program Sembako 2020.

(row)